REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Di Desa Mekarhurip, Kecamatan Sukawening, Kabupaten Garut ditemukan Alquran yang dirusak orang tidak dikenal. Pascakejadian tersebut banyak informasi yang berlebihan tersebar.
Masyarakat pun diimbau agar hati-hati menyikapi informasi yang beredar. Dikhawatirkan ada pihak yang menginginkan terjadinya kekacauan.
Danramil 1104 Sukawening, Kapten Infantri Amas mengatakan, Kamis (12/5) malam sudah dilakukan pertemuan yang kedua kalinya bersama semua unsur muspika. Di antaraya danramil, kapolsek, camat, kasat intel dari Polres Kabupaten Garut termasuk tokoh agama yang ada di wilayah Desa Mekarhurip serta ketua RT dan RW.
Semua unsur muspika sudah menyatakan kondusif dan tidak ada masalah besar. Namun, dikatakan Kapten Inf Amas, ada yang menyebarkan informasi terjadi kericuhan di tempat milik ustaz yang menemukan Alquran yang dirusak itu. Informasi tersebut beredar di WhatsApp.
"Kalau informasi yang di WhatsApp itu ramai sekali, kami juga sempat panik tapi tidak ada masalah di TKP," kata Kapten Inf Amas kepada Republika.co.id, Jumat (13/5).
Ia mengaku, jajaran Koramil pun sempat panik dan langsung melakukan survei ke TKP. Anggota sengaja tidak memakai pakaian dinas agar masyarakat yang melihatnya tidak panik. Dan ternyata, kata dia, di TKP ternyata tidak terjadi apa-apa.
Diakui Kapten Inf Amas, sebelumnya memang ada masalah, tapi tidak seperti yang tersebar di WhatsApp. Ia merawikan, awalnya, pada Selasa (10/5) pukul 09.00 WIB petugas SPK Polsek Sukawening menerima laporan dari seorang ustaz.
"Laporan tersebut mengenai penemuan sebuah Alquran yang dirusak orang tidak dikenal," ujar Kapten Inf Amas.
Di dalam laporannya, sekitar pukul 05.30 WIB ia sedang menyapu halaman rumah. Kemudian, ia kaget menemukan satu buah Alquran yang terbungkus plastik berwarna putih dengan sampul tersayat. Di dalamnya terdapat satu lembar kertas bertulisan tidak sopan.
Setelah diamati Alquran tersebut milik anak sang ustaz. Sebelumnya, Alquran tersebut hilang ketika disimpan di masjid. Kapten Inf Amas menjelaskan, selanjutnya dilakukan rapat koordinasi tingkat desa dengan mengundang tokoh pemuda, ulama dan unsur muspika Kecamatan Sukawening.
"Hasil rapat tersebut intinya agar warga tidak terprovokasi oleh aksi orang tidak dikenal tersebut dan saat ini sedang penyelidikan polisi," kata Kapten Inf Amas.
Ia menyampaikan, saat ini situasi kondusif dan petugas kepolisian setempat mencari pelaku penyayatan Alquran tersebut. Masih belum ditemukan motif kejadian dan sedang dalam pendalaman.