REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo optimistis neraca pembayaran Indonesia (NPI) bisa surplus pada tahun ini. Meskipun, NPI pada kuartal I 2016 mengalami defisit 287 juta dolar AS.
"Kuartal satu memang negatif, tapi dalam perkiraan satu tahun neraca pembayaran Indonesia akan positif," kata Agus di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (13/5).
Agus menjelaskan, defisit NPI pada kuartal I terjadi karena negatifnya kinerja transaksi berjalan. Sedangkan surplus kinerja transaksi modal finansial mengalami penurunan sehingga tidak cukup untuk menutup defisit transaksi berjalan.
Agus yakin neraca pembayaran akan mengalami perbaikan pada kuartal selanjutnya. Apalagi, kinerja ekspor impor diperkirakan akan terus mengalami surplus sehingga dapat membantu mengurangi defisit transaksi berjalan.
"Neraca perdagangan bisa kita terus jaga positif karena memang ada faktor penurunan impor yang lebih dalam dari penurunan ekspor," ujar Agus.
NPI kuartal I 2016 mengalami defisit 270 juta dolar AS karena menurunnya surplus transaksi modal dan finansial (TMF). TMF kuartal I 2016 tercatat sebesar 4,2 miliar dolar AS. Angka ini lebih rendah dari surplus pada kuartal IV 2015 yang tercatat sebesar 5 miliar dolar AS.
Penurunan surplus TMF dipengaruhi berkurangnya surplus investasi langsung dan investasi portofolio serta investasi lainnya yang mengalami defisit.
Baca juga: Neraca Pembayaran Kuartal I 2016 Catat Defisit