Jumat 13 May 2016 16:42 WIB

Distribusi Pangan ACT Sampai ke Kamp Pengungsi Suriah

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Damanhuri Zuhri
Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin
Foto: Maman Sudiaman/Republika
Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah hampir sepekan, Tim SOS Syria-ACT menjejakkan kaki di Turki. Sebagai negara yang berbatasan langsung dengan Suriah, pilihan untuk transit di Turki dianggap jadi solusi terbaik sampai dengan hari ini. Apalagi, mengingat blokade rezim di Aleppo masih sulit untuk ditembus.

Banyak bantuan kemanusiaan yang dirilis PBB tertahan di perbatasan Suriah, menunggu otorisasi dari rezim yang tampak sengaja menahan dan mempersulit kiriman logistik tersebut. Selama sepekan di Turki, Tim SOS Syria-ACT berfokus di wilayah selatan Turki, dekat dengan garis perbatasan Suriah.

Di lokasi ini, tim ACT menjalin kerjasama dengan lembaga kemanusiaan asal Turki dan Suriah, mencoba bergerak cepat membantu distribusi logistik dan pangan di banyak titik kamp pengungsian Suriah sepanjang perbatasan.

Pada Rabu (11/5), Tim SOS Syria- ACT dipimpin langsung oleh Syuhelmaidi Syukur selaku Senior Vice President-ACT sukses mendistribusikan bantuan pangan untuk kamp pengungsian Suriah yang terletak di sebuah kota sebelah selatan Turki, dekat dengan garis batas Suriah.

Distribusi bahan pangan ini difokuskan untuk anak yatim dan janda korban perang Suriah yang kini menetap di kamp pengungsian, di sebuah desa kecil bernama Baglar Mahalesi.

Logistik berupa bahan pangan amanah masyarakat Indonesia pun tuntas terdistribusi di salah satu kamp pengungsian Baglar Mahalesi. Kamp ini hanya berjarak kurang lebih 61 Kilometer dari Kota Aleppo jika ditilik menggunakan aplikasi jelajah Google Maps.

Tentu, walau perjalanan menuju Aleppo hanya sekira hitungan satu jam perjalanan, jalan membentang menuju Aleppo tak bisa begitu saja dilintasi, ada gerbang perbatasan super ketat yang tak bisa ditembus sembarangan. Ada risiko keamanan yang harus dipikirkan matang.

Kamp pengungsi yang jadi sasaran di Baglar Mahalesi adalah kompleks pengungsian cukup besar yang dikelola sebuah NGO asal Suriah. Kompleks ini memiliki dapur umum, pusat pendidikan, pusat bermain anak, masjid dan ruang-ruang untuk tempat para penghuni komplek ini bertatapmuka dan bersilaturahim.

“Terimakasih, semoga dibalas kebaikan oleh Allah. Alhamdulillah, kebutuhan dapur dan logistik kami terpenuhi untuk dua pekan ke depan”, seru koordinator logistik di kompleks tersebut, Abdul Hamid dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, jumat (13/5).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement