Jumat 13 May 2016 17:12 WIB

Menhan: Negara tak Keluarkan Uang, Enggak Tahu Yang Lain

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Esthi Maharani
  Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (tengah) memberikan keteranga pers didampingi Empat sandera Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Jumat (13/5).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (tengah) memberikan keteranga pers didampingi Empat sandera Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Jumat (13/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan, negara tidak mengeluarkan uang sepeser pun dalam pembebasan empat WNI yang ditawan oleh Abu Sayyaf. Ia pun mengaku tak tahu apakah pihak di luar pemerintah mengeluarkan uang untuk pembebasan tersebut.

"Mau uang segala macam, RI enggak pernah ngeluarin sepeser pun. Perusahaan atau negara tetangga ngeluarin uang, ya enggak tahu. Kita enggak urus," katanya, Jumat (13/5).

(Baca juga: Pemerintah Tolak Beberkan Proses Pembebasan Empat Sandera)

Ryamizard mengatakan, yang paling penting saat ini adalah bagaimana keempat WNI tersebut selamat dari tawanan. Sejauh ini, yang dilakukan Pemerintah Indonesia adalah koordinasi, baik dari menlu Indonesia dan menlu Filipina, menhan Indonesia dan menhan Filipina, serta militer Indonesia dan militer Filipina.

Ryamizard mengatakan, operasi ini juga didukung dari sikap tegas Pemerintah Filipina yang juga bergerak cepat dan tegas. Hal ini memudahkan militer Indonesia melakukan pemulangan empat WNI tersebut.

Ke depannya, menurut dia, yang paling penting harus dilakukan adalah adanya pengawalan bersama di kawasan laut Selat Malaka dan perairan dekat Natuna. Ia juga mengatakan, patroli bersama perlu dilakukan agar tak terjadi kejadian serupa.

"Salah satu cara (yaitu) penanganan bersama atau patroli bersama di Selat Malaka dan laut antarnegara. Saya sudah sampein setahun lebih," ujar Ryamizard.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement