Jumat 13 May 2016 17:18 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Malaysia Melambat Jadi 4,2 Persen

Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pertumbuhan ekonomi Malaysia melambat menjadi 4,2 persen pada kuartal pertama 2016. Bank Sentral Malaysia menilai pelambatan tersebut mencerminkan guncangan eksternal terhadap perekonomian dan belanja hati-hati oleh sektor swasta.

Tingkat pertumbuhan terus moderat dari 5,7 persen pada kuartal pertama tahun lalu dan 4,5 persen pada kuartal sebelumnya. "Aktivitas sektor swasta tetap pendorong utama pertumbuhan, meskipun laju ekspansinya moderat di tengah penyesuaian yang sedang berjalan dalam perekonomian," ujar bank sentral dalam pernyataan resmi, Jumat (13/5).

Kinerja perdagangan Malaysia, ekspor bruto meningkat sebesar 1,0 persen pada kuartal pertama, didukung terutama oleh berlanjutnya ekspansi ekspor manufaktur meskipun terjadi kontraksi yang lebih besar di ekspor komoditas. Sementara itu, impor kotor mengalami sedikit kontraksi 0,4 persen, mencerminkan terutama impor modal dan barang setengah jadi yang lebih rendah.

Bank sentral mengatakan ekonomi Malaysia diperkirakan akan tetap berada pada jalur pertumbuhan yang berkelanjutan dari 4,0 persen menjadi 4,5 persen, meskipun lingkungan ekonomi secara global dan domestik menantang.

Gubernur Bank Sentral Malaysia Muhammad Ibrahim mengatakan dalam konferensi pers bahwa pertumbuhan diperkirakan akan mengalami peningkatan pada semester kedua tahun ini, didukung oleh kenaikan sektor manufaktur dari penambahan kapasitas, peningkatan produksi komoditas dari berkurangnya efek El Nino, upah yang lebih tinggi bagi pegawai negeri sipil dan revisi naik upah minimum yang akan meningkatkan konsumsi.

Bank sentral mengatakan permintaan domestik Malaysia akan terus menjadi pendorong utama pertumbuhan, ditopang terutama oleh belanja sektor swasta. Namun, konsumsi domestik diperkirakan akan tumbuh pada kecepatan yang moderat karena rumah tangga terus menyesuaikan dengan biaya hidup yang lebih tinggi.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement