Jumat 13 May 2016 18:26 WIB

Ini Alasan Dokter Hewan Kebun Binatang Bandung Undurkan Diri

Rep: C26/ Red: Ilham
Gajah Yani yang terkapar di Kebun Binatang Bandung sebelum mati
Foto: Republika/Dede Lukman Hakim
Gajah Yani yang terkapar di Kebun Binatang Bandung sebelum mati

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menggelar rapat menindaklanjuti polemik Kebun Binatang Bandung, Jumat (13/5). Dalam rapat tersebut, hadir dokter hewan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung yang sebelumnya bekerja di Kebun Binatang Bandung.

Dokter hewan bernama dr Emariah itu mengaku bekerja di Kebun Binatang Bandung sejak tahun 1995. Pada 2015 lalu, ia mengundurkan diri sebagai dokter khusus satwa di sana.

Dalam rapat yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Emariah mengungkapkan kondisi kebun binatang ketika dia masih bekerja hingga alasannya mengundurkan diri.

Ia mengaku mengundurkan diri dengan rekannya yang lain karena merasa tidak nyaman dengan manajemen Yayasan Taman Margasatwa Taman Sari selaku pengelola Kebun Binatang Bandung. "Kondisinya tidak nyaman. Kita meminta perlengkapan, obat, sulit," ujarnya kepada Ridwan Kamil, di Pendopo Kota Bandung, Jumat (13/5).

Ia menjelaskan, untuk membeli obat dan keperluan medis lainnya guna perawatan satwa terkesan dipersulit. Pengajuan pembelian perlengkapan itu harus langsung ke kepala yayasan dan jarang disetujui. "Mau beli obat harus mengajukan ke beliau (kepala yayasan) dan jarang di-acc. Padahal, untuk mengelola satwa, obat-obatan adalah faktor penting," ujarnya.

Atas dasar itulah, ujarnya, satu per satu perlahan dokter hewan yang sebelumnya berjumlah empat orang mengundurkan diri. Dia resmi keluar pada tahun 2015 lalu.

Sebelumnya, Humas Yayasan Taman Margasatwa Taman Sari Kebun Binatang Bandung, Sudaryo, mengatakan, dokter hewan yang bekerja sebelumnya memiliki kinerja yang buruk. "Yang dulu mengundurkan diri bukan sembarang mengundurkan diri, tapi menurut pengamatan kita kinerja juga enggak benar," ujarnya, di Kebun Binatang Bandung, Jumat (13/5).

Semenjak pengunduran diri dokter hewan yang bertugas, Sudaryo mengaku terus mencari penggantinya. Namun, ia kesulitan mendapatkan yang sesuai. Manajemen menginginkan dokter yang tak hanya memiliki sertifikat dokter satwa liar, tetapi juga profesional bekerja di lapangan.

Polemik kebun bintang ini bermula saat ditemukannya seekor gajah bernama Yani yang terkapar kesakitan selama beberapa hari. Yani akhirnya meninggal pada Rabu (11/5) lalu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement