REPUBLIKA.CO.ID, MUSI BANYUASIN -- Tim dayung dari Malaysia mengaku tidak biasa bermain di arus sungai dalam event Musi Triboatton 2016.
"Kami biasa berlatih dan berlomba di danau, jadi sedikit susah menghadapi arus sungai Musi," kata Manajer Tim Malaysia Khalid Muhamed Ali kepada Antara di Musi Banyuasin, Sumatra Selatan, Jumat (13/5).
Usai mengikuti lomba perahu naga, Khalid menerangkan bahwa peserta dari lokal Indonesia kuat-kuat dalam mengarungi arus sungai. "Walau kami tidak biasa bermain di sungai, tapi lihatlah kami datang ke Musi," katanya.
Dalam Musi Triboatton 2016, nomor lomba perahu naga, tim Malaysia gagal memasuki empat besar untuk catatan waktu terbaik.
Pada akhir perlombaan Malaysia hanya berhasil menempati peringkat ke sembilan. Catatan waktu Malaysia 2 menit 48,9 detik untuk mencapai garis finis.
Khalid yang juga berprofesi sebagai polisi mengatakan selalu berusaha ikut dalam even dayung yang diselenggarakan oleh Indonesia. "Sebisa mungkin kami akan ikut event dayung, atlet-atlet saya juga senang bertanding di Indonesia," tuturnya.
Beberapa tim yang memasuki final waktu terbaik nomor lomba perahu naga adalah Kota Jambi, Sumatera Selatan - 2, Singapura dan DKI Jakarta.
Lomba Musi Triboatton ini mempertandingkan olahraga dayung (rafting, kano, dan dragonboat). Kompetisi dayung bertaraf internasional ini terbagi menjadi lima etape yang berbeda dengan total jarak yang ditempuh mencapai 523 Km, meliputi daerah Hulu Sungai Musi dan berakhir di Kawasan Jembatan Ampera.
Ada lima etape yang akan dilalui peserta Musi Triboatton 2016. Dimulai dari lokasi start di Desa Tanjung Raya, Kecamatan Pendopo Barat, Kabupaten Empat Lawang.
Kemudian dilanjutkan di Desa Ulak Mengkudu, tepatnya di Lapangan SDN 14 Empat Lawang sebagai lokasi estafet peserta dengan finish di Jembatan Kuning, Tebing Tinggi untuk etape pertama.