REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan sekretaris jenderal DPP Partai Golongan Karya Sarwono Kusumaatmadja mengatakan hasil Musyawarah Nasional Luar Biasa Golkar yang diselenggarakan di Bali, Sabtu (14/5) akan menentukan nasib partai berlambang pohon beringin ini.
"Golkar bisa tetap berada di panggung politik jika bisa menciptakan kejutan dalam Munaslub. Jika hanya berjalan sesuai ekspektasi orang banyak, bisa terjadi degradasi dan tersingkir dari panggung politik," kata Sarwono di Jakarta, Jumat (13/5).
Sarwono yang menjabat sebagai sekjen DPP Golkar pada 1983 sampai 1988 itu menyayangkan Golkar sebagai partai tertua mengalami banyak konflik internal. Pragmatisme politik yang sudah menggerogoti sejumlah elit Golkar disinyalir menjadi penyebab hilangnya roh politik dari partai yang berjaya di era Orde Baru itu.
"Sekarang kadernya hanya mencari posisi dan ekonomi menggunakan mekanisme dan institusi politik untuk kepentingan pribadi. Tapi hal itu sih sebenarnya bukan masalah unik, karena terjadi di semua partai," kata dia.
Namun, kemungkinan ada pihak yang tidak puas dengan hasil Munaslub bisa saja terjadi. Sarwono menilai hal itu wajar dalam sebuah dinamika politik.
"Jika ada pihak yang tidak sepaham dan memilih membuat partai baru atau pindah ke partai lain, hal itu tidak salah. Karena sistem politik Indonesia sekarang memungkinkan untuk melakukan hal itu. Orang yang pindah partai pun sekarang tidak dapat dicap sebagai pengkhianat," kata dia.
Sarwono memperkirakan Partai Nasional Demokrat akan dilirik oleh pihak-pihak kecewa oleh Partai lamanya. Karena, partai yang dipimpin oleh Surya Paloh itu selain memiliki partai, juga memiliki ormas yang anggotanya terdiri atas partai-partai lain.
"Yang jelas, roh politik itu jangan sampai hilang. Kalau roh politik itu hilang, pemilu berikutnya bisa tersingkir," kata dia.