Sabtu 14 May 2016 07:33 WIB

ICW: KPK Harus Awasi Munaslub Golkar dari Awal

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum Golkar Abu Risyal Bakrie (kedua kiri) bersama Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Akbar Tandjung (kedua kanan) dan Calon Ketua Umum Golkar no urut.1 Ade Komarudin (kanan) serta calon Ketua Umum Golkar no urut. 8 Syahrul Yasin Limpo (kiri) saling ber
Foto: Antara/Zabur Karuru
Ketua Umum Golkar Abu Risyal Bakrie (kedua kiri) bersama Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Akbar Tandjung (kedua kanan) dan Calon Ketua Umum Golkar no urut.1 Ade Komarudin (kanan) serta calon Ketua Umum Golkar no urut. 8 Syahrul Yasin Limpo (kiri) saling ber

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)  seharusnya ikut memantau penyelenggaraan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar sejak proses-proses awal, bukan hanya di waktu pemilihan.

Divisi korupsi politik Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz mengatakan episentrum korupsi politik sebenarnya terjadi dari kegiatan seperti ini. Untuk itu sebaiknya pemantauan oleh KPK tidak hanya di hari pelaksanaan Munaslub. Karena hal menyimpang terjadi di proses-proses awal.

Donal menyebut sudah menjadi tugas KPK untuk memantau apakah apakah ada calon ketua umum (caketum) yang memberikan uang kepada pemilih yang juga pejabat publik dan penyelenggara negara. Jika iya, mereka bisa dijerat dengan pasal dengan pasal-pasal tindak pidana korupsi.

"Keberadaan KPK di dalam Munaslub tidak melanggar aturan. Justru jika Golkar membuka diri KPK masuk dalam proses-proses pengawalan, ini akan terlihat," ujar Donal baru-baru ini.

Baca juga, Golkar Gandeng KPK dan Polri Awasi Munaslub

Bagi orang yang ingin membangun partai bersih, keberadaan KPK dianggap sesuatu yang positif. "Tetapi, bagi orang yang ingin menjadikan politik transaksional dengan jual-beli suara, ini adalah sesuatu yang mengganggu," kata dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, delapan kandidat caketum Golkar akan berkompetisi memperebutkan posisi puncak di partai berlambang pohon beringin tersebut pada Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) pada 14 hingga 15 di Bali. Mereka adalah Mereka adalah Aziz Syamsuddin, Mahyudin, Setya Novanto, Ade Komarudin, Syahrul Yasin Limpo, Airlangga Hartarto, Indra Bambang Utoyo, dan Priyo Budi Santoso.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement