REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wakil Presiden (Wapres), M Jusuf Kalla (JK) mengatakan, Muhammadiyah harus mendorong semangat wirausaha kepada kader-kadernya agar bisa menjadi penggerak ekonomi nasional.
Menurutnya, Muhammadiyah diibaratkan seperti sebuah holding company yang memiliki aset luar biasa besar di seluruh Indonesia. Sementara Nahdlatul Ulama (NU) diibaratkan seperti perusahaan waralaba (franchise) yang usaha menyebar banyak tetapi asetnya dimiliki masing-masing kyai.
"Kita harus tumbuhkan semangat bahwa berdagang itu juga sunah Rasulullah. Nabi Muhammad itu berdagang dulu, baru menikah," kata JK saat membuka temu jaringan saudagar Muhammadiyah di Yogyakarta, Sabtu (14/5).
Dalam kesempatan itu, Wapres JK mengucapkan terima kasih kepada PP Muhammadiyah dan PBNU atas berbagai upayanya dalam bidang sosial, pendidikan dan kesehatan.
Sementara Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menjelaskan, sejarah Islam di Indonesia adalah mayoritas sejarah para saudagar.
"Kami ingin merawat itu. Ketika etos saudagar mulai luntur dengan jargon 'robohnya surau kami'. Kita ingin umat Islam menjadi umat yang strategis sehingga dirinya menjadi tangan di atas bukan tangan di bawah," kata Haedar.
Lebih lanjut Haedar menjelaskan PP Muhammadiyah ingin membangun etos baru punya jaringan wirausaha agar umat Islam makin lama makin mandiri.
"Umat Islam harus memiliki kekuatan stratagis yaitu melalui kekuatan pilar ekonomi. Jaringan saudagar muslim ini bisa jadi kekuatan pilar utama ekonomi bangsa ini. Agar bertumbuh saudagar muslim agar menjadi satu kekuatan ekonomi baru," kata dia.