Sabtu 14 May 2016 13:50 WIB

ICW: Ketum Baru Golkar Harus Bersih untuk Putus 'Lingkaran Setan'

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Achmad Syalaby
Koordinator Divisi Korupsi Politik ICW Donal Fariz.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Koordinator Divisi Korupsi Politik ICW Donal Fariz.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz menjelaskan, Ketua Umum DPP Golkar yang akan datang harus bersih dari dugaan korupsi. Figur tersebut diyakini bisa mendongkrak citra partai menjadi lebih positif."Itu syarat mutlak. Ini untuk membawa perubahan," imbuhnya saat dihubungi, Sabtu (14/5).

Syarat lainnya, ketua umum baru harus bisa membawa perubahan. Menurut dia, Golkar jangan menjadi partai yang terus melestarikan budaya korup dan merugikan maslahat bangsa. Golkar harus menjadi pelopor partai bersih sehingga menjadi teladan masyarakat luas.

Donal menjelaskan agar bersih dari korupsi, pengurus wilayah yang memegang hak suara pada musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) jangan terjebak pada sikap pragmatis. Mereka diimbau tidak memilih sosok figur yang memberikan sejumlah uang.

Apalagi jelasnya, uang tersebut diperoleh dari korupsi. Jika memilih figur seperti itu maka dipastikan Golkar akan terjebak pada lingkaran setan terus menerus. Awalnya pengurus wilayah menerima uang. Pada momentum Pilkada nanti, pengurus wilayah yang diharuskan menyetor sejumlah uang jika ingin maju dalam Pemilu.

Menurut dia, yang bisa membawa Golkar keluar dari lingkaran setan adalah sosok yang bersih dari dugaan kasus hukum, khususnya korupsi.‎

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement