REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- Wakil Presiden HM Jusuf Kalla mengungkapkan, Muhammadiyah merupakan satu-satunya organisasi Islam yang mampu mengelola aset dalam jumlah besar dengan baik. Seiring dengan berjalannya waktu, iklim bisnis sangat dipengaruhi perkembangan teknologi.
Seperti warung telepon (Wartel) yang digeser oleh telepon seluler, dan munculnya aplikasi Go-Jek. Terkait hal tersebut, Jusuf Kalla mengingatkan agar para pengusaha senantiasa menyesuaikan diri dalam menghadapi berbagai perubahan.
Ia mengatakan, tugas pemerintah sendiri adalah memastikan agar seluruh upaya pengembangan wirausaha berjalan dengan lancar. Salah satunya dengan menurunkan bunga kredit usaha sembilan persen.
Karena saat ini, kata Jusuf Kalla, banyak pemuda-pemudi yang tadinya berwirausaha, lalu masuk ke dunia politik dan meninggalkan usahanya.
''Padahal, berwirausaha di masa muda jauh lebih penting,'' ungkap Wakil Presiden HM Jusuf Kalla ketika membuka acara Temu Jaringan Saudagar Muda (JSM) Muhammadiyah di Hotel Sahid Rich, Sabtu (14/5).
Lebih lanjut Jusuf Kalla mengatakan, ini bukan berarti berpolitik tidak penting. Namun akan lebih baik, jika seseorang terjun ke dunia politik saat keluarganya sudah mapan secara ekonomi.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan, Temu JSM merupakan momen yang langka. Di mana pengusaha muslim dan birokrat dapat bertemu dalam satu tempat. Ia berharap pertemuan ini akan semakin mempererat persaudaraan di tengah-tengah umat.
"Selain itu, agenda ini juga bisa jadi ajang pengembangan jaringan. Baik antar UMKM dan UMKM, maupun UMKM dengan usaha yang sudah besar," kata Sri Sultan.
Dalam kesempatan tersebut, ia mengingatkan, KH. Ahmad Dahlan pernah berpesan bahwa bisnis merupakan pilar pelengkap dari dua pilar Muhammadiyah lainnya, yaitu pendidikan dan kesehatan.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir mengemukakan, sejarah perkembangan islam di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kedatangan para saudagar muslim. Hal ini menegaskan bahwa kegiatan berdagang merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan umat.
"Oleh karena itu, saat ini kita ingin menumbuhkan kembali etos berwirausaha yang pernah timbuh saat itu," kata Haedar.
Karena saat ini etos wirausahan generasi muda sedang mengalami penurunan. Haedar mengatakan, Muhammadiyah tidak ingin melihat muslim Indonesia seperti danau yang hanya indah untuk dipandang.
Namun, ia ingin umat memiliki kualitas dan daya saing yang tinggi untuk berwirausaha. "Kami berharap Temu Jaringan Saudagar Muda ini menjadi momen untuk memajukan bangsa," ujarnya.