Sabtu 14 May 2016 16:30 WIB

Timses Akom dan Setnov Klarifikasi Dugaan Pelanggaran ke Komite Etik

Rep: Agus Raharjo/ Red: Achmad Syalaby
Peserta Munaslub Golkar menghadiri Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Sabtu (14/5).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Peserta Munaslub Golkar menghadiri Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Sabtu (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA—Komite Etik Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar memanggil seluruh tim sukses bakal calon Ketua Umum Golkar. Tim Sukses diminta untuk memberi klarifikasi terkait beberapa hal. Misalnya keterlibatan timses di kepanitiaan sampai laporan dugaan pelanggaran etik. 

Anggota timses Setya Novanto, Nurul Arifin mengatakan, dia sudah menjelaskan seluruhnya ke Komite Etik. Saat memenuhi panggilan Komite Etik, Nurul menjelaskan tidak ada anggota timsesnya yang terlibat dalam kepanitiaan. Menurut Nurul, hal itu sudah diverifikasi soal keterlibatan timses dengan panitia sejak awal. Nurul bahkan menegaskan pihaknya tidak akan kecolongan kalau ada timses yang masuk dalam daftar kepanitiaan.

Nurul juga menyebut sudah mengklarifikasi soal beredarnya pesan singkat yang mengatakan ada pertemuan antara pihak Novanto dengan DPD I. Hal itu disudah dipastikan tidak terjadi. Kalaupun ada pertemuan, Nurul menjamin tidak diinisiasi oleh pihaknya. Nurul juga mengklarifikasi soal dugaan pelanggaran etik Novanto karna menyelenggarakan turnamen golf.

“Menyinggung acara golf dan di hotel Ritz Charlton, saya yang menyusun agendanya Pak Novanto, dan saya tidak tahu acara tersebut,” tegas dia di Nusa Dua Bali, Sabtu (14/5).

Anggota timses Ade Komaruddin (Akom), Mukhamad Misbakhun mengatakan, pihaknya sudah memberikan klarifikasi terkait sangkaan pelanggaran etik yang dilakukan Akom. Termasuk soal dugaan pelanggaran etik pertemuan Akom dengan DPD Kalimantan Barat di salah satu hotel. Menurut Misbakhun, terjadinya pertemuan antara Akom dengan Morkes Effendi terjadi secara tidak sengaja. Tidak ada Operasi Tangkap Tangan (OTT) dalam kasus tersebut.

Misbakhun menceritakan, Akom ada janji bertemu dengan Hutama Mandala Putra (Tommy Soeharto) di hotel tersebut. Saat menunggu kedatangan putra Presiden RI Kedua Soeharto ituah secara tidak disengaja ada Morkes Effendi. “Tim Komite Etik menyatakan penjelasan (timses) bisa diterima,” tegas Misbakhun.

Selain timses dari dua bakal caketum Golkar itu, seluruh timses bakal caketum lain juga turut hadir. Kehadiran mereka dilakukan secara bergiliran. Sebab, undangan dari komite etik adalah penjelasan soal aturan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh timses bakal caketum. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement