REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti senior Centre for Strategic and International Studies (CSIS) J Kristiadi berpendapat isu kebangkitan komunisme di Indonesia seharusnya disikapi bukan dengan upaya bersifat represif, namun dengan menyodorkan kenyataan Pancasila lebih hebat dari ideologi komunis.
"Sebab namanya ideologi itu merupakan pikiran orang, dan itu tidak bisa dilawan seperti itu (represif). Harus dilawan dengan suatu kenyataan Pancasila lebih hebat karena (membuat) rakyatnya makmur," kata Kristiadi ketika ditemui usai menghadiri sebuah diskusi publik di Jakarta, Sabtu (14/4).
Publik dan aparat keamanan sebaiknya mengetahui paham komunis sudah tidak laku di dunia. "Gerakan komunis sudah tidak laku. Kuba sudah tidak mau, tinggal Korea Utara saja," kata lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta tersebut.
Kristiadi berpendapat isu kebangkitan komunisme di Indonesia harus lebih diperjelas dan disikapi secara arif oleh aparat keamanan.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengatakan peredaran sejumlah atribut terkait paham komunis belakangan ini menimbulkan keresahan masyarakat. Dia mengungkapkan sudah muncul beberapa fenomena, seperti penggunaan atribut, diskusi, dan perkumpulan yang bertemakan komunisme.
Menyikapi hal tersebut, kepolisian akan melakukan tindakan agar keadaan ini tidak dimanfaatkan pihak tak bertanggung jawab. Sejumlah buku yang diduga berisi ajaran komunis juga telah diamankan dari sebuah toko swalayan di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.