REPUBLIKA.CO.ID, ALICE SPRINGS -- Dari tanah kosong ke kebun anggur hijau yang subur, masyarakat pedalaman di Wilayah Utara Australia, kini, tengah mengalami transformasi berkat perkebunan semangka yang baru.
Sepetak tanah adat pedalaman di luar komunitas Alekarenge telah berubah menjadi sebuah perkebunan semangka, tetapi di lain pihak, juga berjuang untuk menarik para pekerja lokal.
Perkebunan Desert Springs didirikan delapan tahun lalu di atas tanah yang terletak sekitar 370 kilometer di sebelah utara Alice Springs.
Vin Lange dari Centrefarm – agensi yang didirikan oleh Dewan Tanah Wilayah Tengah dan Utara untuk membantu mengembangkan daerah Aborijin –mengatakan, ini adalah pertama kalinya, perkebunan hortikultura komersial didirikan di atas tanah adat di Wilayah Utara Australia.
"Ini dimulai karena pemilik tanah adat menemui Dewan Tanah mereka dan berkata 'kami benar-benar ingin melakukan sesuatu di wilayah whitefella ini, lebih dari sekedar padang semak -kami ingin melakukan sesuatu yang komersial’,” jelasnya.
Masyarakat setempat mengundang produsen asal New South Wales, Paul McLaughlin -yang dulunya menjadi salah satu produsen semangka terbesar di negara wilayah itu -untuk mengatur dan menjalankan perkebunan.
Walau bertanam buah penuh air di wilayah kering Australia nampak seperti hal yang aneh, Vin mengatakan, semuanya berjalan baik, dengan perkebunan mengandalkan air bawah tanah untuk irigasi.
"Kami mungkin mendapatkan hasil yang lebih tinggi dari yang kami punya di perkebunan lainnya. Sulit untuk menghasilkan kualitas yang baik di tempat lain di Australia," ujarnya.