REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Umayyah berdiri di tanah yang dianggap suci selama setidaknya 3.000 tahun. Sekitar 1.000 tahun sebelum Masehi, kaum Aram membangun kuil di atas lokasi masjid ini, untuk memuja Hadad, dewa badai dan petir.
Sebuah basal orthostat (batu) yang berasal dari periode ini, bergambar Sphinx, ditemukan di sudut timur laut masjid. Pada awal abad pertama Masehi, Bangsa Romawi tiba dan membangun kuil besar untuk Dewa Jupiter di atas Kuil Aram.
Kuil Romawi ini berdiri di atas serambi empat persegi panjang (temenos) yang berukuran sekitar 385 meter 305 meter dengan menara persegi di tiap sudutnya. Bagian dinding luar temenos masih bertahan, tapi hampir tak ada yang tersisa dari kuil itu sendiri.
Pada akhir abad keempat, kawasan kuil menjadi situs suci Kristen. Kuil Jupiter dihancurkan dan sebuah gereja di bangun di atasnya sebagai persembahan kepada Yohanes Sang Pembaptis.
Kaisar Theodosius (330 M) melarang penyembahan dewa-dewa dan mengubah bangunan ini menjadi gereja katedral dengan nama Gereja St John Baptist Basilika.
Gereja tersebut diyakini sebagai tempat untuk mengabadikan kepala Yohanes dan menjadi situs paling penting sebagai tujuan ziarah pada era kejayaan Byzantium.