REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat penerbangan Alvin Lie mengatakan manajeman maskapai Lion Air harus dibenahi. Dia menjelaskan, maskapai tersebut sudah melakukan banyak kesalahan dibandingkan maskapai-maskapai lainnya.
"Lion Air ini saya menilai perusahaannya berkembang, jumlah pesawatnya nambah, jumlah pegawai nambah, tapi organisasinya tidak berkembang secepat perkembangan bisnisnya," ujar Alvin saat dihubungi di Jakarta, Ahad (15/5).
Ia melanjutkan sering kali pesawat tersebut melakukan keterlambatan penerbangan atau delay. Kemudian bagasi penumpang sering hilang, bagasi penumpang yang nyasar, bahkan sampai bagasi yang dibobol. Semua itu, kata dia menujukkan betapa lemahnya menajemen Lion Air dibandingkan dengan pesawat lainnya.
"Manajemen Lion Air itu harus melakukan pembenahan sampai mendasar," ujar Alvin.
Menanggapi perihal kecerobohan maskapai Lion Air dengan nomor pesawat JT 161 yang mendaratkan penumpang pada terminal yang bukan semestinya menjadi bukti perusahaan tersebut harus berbenah diri. Kata Alvin, akan banyak kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi dikemudian hari apabila hal tersebut benar-benar terulang.
"Bahwa manusia yang seharusnya tidak masuk Indonesia bisa lolos. Kemudian barang yang seharusnya tidak masuk seperti senjata dan narkoba berpotensi lolos juga. Nah ini ujung-ujungnya manajemen Lion Air yang lemah," beber dia.
Ia mengimbau pembenahan dilakukan bukan sebatas pada hal-hal terkait penerbangannya saja. Melainkan pada standar prosedur pelayanan Lion Air yang harus juga ikut dibenahi."Bukan hanya penerbangan tapi grand support nya itu apakah SOP-nya semua sudah baik dilakukan, kemudian kualitas petugasnya apakah diberi training, kemudian manajemen terhadap kondisi opersional dan sebagainya," jelas Alvin.