REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Dua komoditas pokok di Provinsi Bali masih menunjukkan peningkatan harga dan menjadi perhatian pemerintah, yaitu bawang merah dan gula. Ini berdasarkan hasil pantauan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Bali pada pekan kedua Mei, menjelang Ramadan tahun ini.
"Gula dan bawang merah masih menunjukkan peningkatan harga seiring dengan eningkatan harga pada kondisi nasional," kata Wakil TPID Bali, Dewi Setyowati, Senin (16/5).
Harga rata-rata bawang merah di sejumlah pasar tradisional di Denpasar per hari ini tercatat Rp 40 ribu per kilogram (kg) dari normalnya Rp 38 ribu per kg di awal Mei. Komoditas bawang merah di Singaraja, Buleleng bahkan mencapai Rp 45 ribu per kg dari normalnya Rp 40 ribu per kg.
Dewi mengatakan TPID Bali sudah mengingatkan distributor untuk tidak melakukan penimbunan atau mengambil kesempatan di tengah meningkatnya permintaan. Pihaknya akan terus melakukan pemantauan harga dan siap menggelar operasi pasar murah sebagai langkah antisipatif meredam gejolak harga.
Komoditas gula di Bali terpantau meningkat sejak awal Mei karena periode masa giling tebu atau produksi gula di Jawa sudah selesai. Ini berakibat stok gula di level produsen menurun dan harga tebus distributor ikut merangkak naik. Produksi gula pasir diperkirakan kembali meningkat awal Juni 2016 seiring dimulainya panen tebu.
Harga gula di Denpasar masih bertahan di level Rp 14.500-15 ribu per kg dari sebelumnya Rp 13 ribu per kg. Harga gula di Singaraja tercatat Rp 15 ribu per kg dari sebelumnya Rp 14 ribu per kg.
Pergerakan harga beberapa komoditas di level konsumen menunjukkan penurunan setelah sebelumnya meningkat. Penurunan harga terjadi pada komoditas cabai rawit merah di Denpasar dari Rp 39.500 menjadi Rp 38 ribu per kg. Hal serupa juga terjadi di Singaraja dari Rp 24 ribu menjadi Rp 21 ribu per kg. Telur ayam ras juga turun dari 20 ribu menjadi Rp 19 ribu per kg. Harga jual kentang di Gianyar dan cabai merah keriting di Mengwi, Tabanan juga turun.