REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Papua Yulce Enembe meminta aparat pemerintah melindungi petugas medis yang bertugas di daerah pedalaman agar tenang dalam menjalankan tugasnya.
"Kami mengimbau kepada aparat pemerintah hingga di tingkat bawah untuk bersama-sama menjaga dan melindungi keselamatan para petugas medis yang sedang bertugas di daerah terpencil," kata Yulce Enembe di Jayapura, Senin (16/5).
Ia merasa prihatin atas percobaan pemerkosaan yang dialami oleh petugas medis khususnya bidan desa di Kabupaten Jayawijaya beberapa waktu lalu.
Perlindungan yang sama, menurut istri Gubernur Papua Lukas Enembe itu, juga harus diberikan kepada guru perempuan, baik yang berstatus sebagai pegawai negeri sipil maupun tenaga kontrak.
Dia meminta seluruh kepala kampung membantu dan melindungi tenaga medis dan guru yang sebagian besar merupakan tenaga kontrak supaya pelayanan kesehatan dan pendidikan di daerah terpencil tidak terganggu.
"Kasus kekerasan terhadap tenaga medis dan guru di pedalaman pastinya lebih banyak yang tersembunyi atau tidak teridentifikasi. Oleh sebab itu, kami mohon semua turut melindungi pelayan-pelayan ini, lebih khusus di daerah terpencil, pemerintahan juga harus jeli melihat ini," katanya lagi.
Sebelumnya, mencuat kasus percobaan pemerkosaan terhadap bidan di Desa Wara, Distrik Liberak, Kabupaten Jayawijaya. Kasus ini merupakan kejadian ke-37 menimpa petugas medis yang tengah bertugas.
Ratusan bidan yang tergabung dalam Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Jayawijaya, Jumat (13/5), menggelar aksi keprihatinan atas kasus percobaan pemerkosaan itu dan mengancam akan mogok kerja.
IBI Kabupaten Jayawijaya menarik bidan yang bertugas di 19 puskesmas yang ada di wilayah setempat, kecuali Puskesmas Wamena Kota, Hom-Hom, dan RSUD Wamena mulai 13 Mei 2016 sampai ada pernyataan sikap dari kepala daerah untuk menjamin keamanan bidan dan tenaga kesehatan lainnya di daerah tersebut.