Senin 16 May 2016 18:46 WIB

Pangsa Pasar Bank Syariah Ditarget Tembus 5 Persen

Rep: C37/ Red: Nur Aini
Perbankan syariah.  (ilustrasi)
Foto: Republka
Perbankan syariah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai potensi pertumbuhan pangsa pasar perbankan syariah dalam jangka panjang sangat besar. Hal ini mengingat Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad menjelaskan, saat ini pangsa pasar atau market share perbankan syariah di Indonesia masih terbilang kecil. Untuk pangsa pasar bank syariah terhadap total pasar perbankan nasional tercatat baru mencapai 4,87 persen pada akhir 2015. Kendati masih kecil, menurutnya potensi pertumbuhan pangsa pasar perbankan syariah sangatlah besar.

"Kita melihat dalam jangka menengah dan panjang potensinya besar tapi dalam jangka pendek memang masih di bawah lima persen," ujar Muliaman pada acara 41st Annual Meeting Islamic Develoment Bank (IDB) di Jakarta Convention Center (JCC), Senin (16/5).

Muliaman menjelaskan, untuk meningkatkan pangsa pasar perbankan syariah, pelaku industri harus terus melakukan sosialisasi dan meningkatkan awareness (pengetahuan/kepedulian) mengenai industri perbankan syariah. Ia mengaku terus mendorong perkembangan perbankan syariah. Menurutnya hal yang diperlukan adalah jumlah nasabah yang diperbanyak, dan sosialisasi harus diperluas. Selain itu, kerja sama dengan berbagai pihak terkait juga menjadi suatu keperluan. Untuk itu, pihaknya telah meluncurkan roadmap keuangan syariah yang memuat rencana jangka pendek dan menengah.

"OJK malah sudah bikin roadmap sampai tahun 2019 dengan rencana jangka pendek dan menengah yang dilihat secara fundamental. Aturannya juga sudah lengkap dituangkan dalam roadmap tersebut," ujarnya.

Meski demikian, Muliaman mengakui jika saat ini Indonesia belum bisa menyamai pangsa pasar perbankan syariah di negara tetangga seperti Malaysia yang telah mencapai 20-40 persen. Namun, setidaknya tahun ini, OJK  menargetkan pangsa pasar perbankan syariah dapat tumbuh di atas lima persen.

"Kalau di Malaysia kan sharenya 20-40 persen. Artinya gini, (kita) potensinya besar, cuma tinggal kemampuan kita saja untuk segera mensosialisasikan dan membangunkan awareness, sehingga orang tahu ada alternatif pendanaan di perbankan syariah. (Targetnya) kita coba tembus lima persen dulu lah," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement