REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana untuk memindahkan anggota Tim Transisi Reformasi dan Tata Kelola Sepak Bola ke Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) mendapat reaksi cukup keras.
Sekretaris Jenderal BOPI Heru Nugroho menyatakan badan verifikasi keolahragaan tersebut tak butuh personil tambahan untuk menjalankan fungsinya. Dia mengatakan, saat ini BOPI sudah cukup anggota untuk melingkupi tugasnya di seluruh cabang olahraga (cabor) profesional yang ada di Indonesia.
"Kami belum dengar rencana itu. Tapi kami nggak butuh anggota baru. Sudah penuh," ujar dia saat ditemui di Kemenpora, Jakarta, Senin (16/5).
Tim Transisi resmi bubar usai Menpora Imam Nahrawi mengundangkan SK 14/2016 tentang pencabutan SK 01307/2015 tentang pembekuan federasi nasional. Namun sampai hari ini, Imam tak pernah mau mengucapkan tentang pembubaran tersebut.
Justeru, menteri dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu merencanakan untuk memindahkan keanggotaan tim bikinannya itu ke BOPI.
Juru Bicara Gatot Dewa Broto menerangkan, rencana memindahkan anggota Tim Transisi ke BOPI cuma satu dari banyak rencana. Hanya dia menegaskan, rencana tersebut bukan berarti menghidupkan kembali tim reformasi dan tata kelola sepak bola tersebut.
Melainkan, kata dia untuk memanfaatkan hasil pikir Tim Transisi yang dikerjakan selama setahun pembekuan PSSI. "Intinya tidak ada Tim Transisi jilid dua. Tapi memang ada rencana agar apa yang dihasilkan selama keberadaan Tim Transisi bisa tetap dilanjutkan," ujar Gatot.