REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi politik, Ichsanuddin Noorsy, melihat beraktivitas politik di Partai Golkar itu sama seperti halnya melakukan investasi. Termasuk, saat pertarungan dalam pemilihan ketua umum.
''Jadi di tingkat ketum itu berhitung soal return of investment,'' katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (16/5).
Noorsy mengaku sudah mendapat kabar perihal adanya isu politik uang. Bagi dia, kabar politik uang itu semakin memperkuat Golkar terjebak pada pragmatisme sejak 2004.
''Kualitas kepemimpinan Golkar bukan sekadar pada penerimaan DPD tingkat satu atau dua. Karena caketum Golkar yang jujur, cerdas, dan punya visi itu ditantang juga dengan kemampuan keuangan,'' ujarnya.