REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Penyebutan nama Setya Novanto dalam sesi pandangan umum terhadap LPJ Aburizal Bakrie, dinilai tidak etis. Sebab, forum Munaslub telah menyepakati mekanisme pemilihan dilakukan secara tertutup.
Meski demikian, kandidat ketua umum Golkar lainnya Mahyudin menilai, hal tersebut tidak berpengaruh signifikan. Karena, faktanya di lapangan nanti suasana akan tetap cair dan tidak ada jaminan bagi siapapun calonnya untuk menang.
Apalagi, yang menyatakan dukungannya hanya 15 suara, padahal total pemegang suara ada 560. ''Gak terlalu berpengaruh. Tapi menurut saya kurang elok, dalam pemilihan itu kita minta tertutup agar tidak ada perpecahan. Kita yang enggak disebut nama kurang nyaman,'' kata Mahyudin, di Bali, Senin (16/5).
Mestinya, kata dia, tak perlu disampaikan dengan sistem seperti itu. Silahkan bagi pemegang suara disampaikan melalui mekanisme yang telah disepakati. ''Pemandangan umum bukan untuk memberi dukungan. Tapi menanggapi LPJ ketum,'' ucapnya.
Sementara, kandidat ketua umum lainnya Ade Komarudin, tidak ingin mencederai proses Munaslub ini dengan akal-akalan pemilihan terbuka yang bukan pada tempatnya. Ia mengimbau setiap calon harus menang dengan cara yang bagus.
''Ya kami memang tidak mau, karena itu mencederai. Yang kita inginkan jurdil,'' ujarnya.