REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) ikut memantau perkembangan pencarian korban hilang akibat bencana banjir bandang di lokasi wisata Air Terjun Dua Warna, Sibolangit, Deli Serdang, Ahad (15/5) sore.
Tiga mahasiwa UMSU dikabarkan masuk dalam daftar wisatawan yang hilang akibat bencana tersebut. Kepala Humas UMSU Ribut Priadi mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan ketiga mahasiswa tersebut sebagai mahasiswa mereka. Apalagi, nama-nama yang beredar, yakni Gunawan, Siti dan Eka hanya merupakan nama panggilan.
"Kami masih sebatas monitoring saja karena sulit mengidentifikasi nama-nama yang beredar itu sebagai mahasiswa kami. Itu kan cuma nama panggilan kecuali nanti ada ditemukan kartu tanda mahasiswanya," kata Ribut, Senin (16/5).
Ribut memastikan, jika benar tiga orang tersebut adalah mahasiswa UMSU, keberadaan mereka di tempat wisata itu bukan karena kegiatan kampus. Pihak kampus, lanjutnya, tentu tidak bisa mengawasi aktifitas pribadi seluruh mahasiswa UMSU yang mencapai 24 ribu orang.
"Sejauh ini belum ada orang tua mahasiswa yang melapor ke kampus terkait anak mereka yang hilang," kata Ribut.
Sementara itu, pihak Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Flora Medan telah mendirikan posko di kampus tersebut di Jl Rajawali, Sei Sikambing, Medan Sunggal hari ini. Posko ini dibuat untuk menampung laporan kehilangan mahasiswa dalam bencana banjir bandang tersebut. Banyak mahasiswa dari kampus ini yang dikabarkan masuk dalam daftar korban hilang.
"Kami mendirikan posko di sini dan di sana (Sibolangit) supaya informasinya benar-benar valid. Karena informasinya simpang siur," kata Sekretaris Prodi Keperawatan Stikes Flora Medan, Lilis Pujiati.
Menurut Lilis, kunjungan para mahasiswa tersebut ke Air Terjun Dua Warna bukan untuk urusan akademis. Meski begitu, pihak kampus, lanjutnya, akan tetap memantau dan memastikan data mereka.
"Awalnya disebutkan 23 orang, setelah kami cek ternyata cuma 15 orang. Dari jumlah 15 mahasiswa itu, enam orang selamat. Enam inilah yang menghubungi kami. Jadi berdasarkan data kami hanya sembilan orang yang masih hilang," kata Lilis.
Pihak Stikes Flora pun, kata Lilis, telah menghubungi orangtua mahasiswa yang dilaporkan hilang. Beberapa di antaranya sudah datang ke posko di kampus.