REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Ketua Umum DPP Partai Golkar terpilih periode 2014-2019 Setya Novanto menyatakan rasa hormat dan bangganya terhadap pesaingnya Ade Komarudin yang memutuskan tidak memperpanjang persaingan perebutan kursi ketua umum partai beringin.
"Saya hormat dan bangga terhadap Pak Ade. Sebagai Ketua DPR memberikan contoh yang baik kepada kader Golkar yang hadir maupun yang ada di seluruh Indonesia," kata Novanto seusai ditetapkan sebagai Ketua Umum Golkar periode 2014-2019 di arena Munaslub Golkar, Nusa Dua Convention Center, Bali, Selasa (17/5).
Novanto berharap seluruh calon ketua umum Golkar yang menjadi pesaingnya dapat tetap berada di kepengurusan DPP Golkar untuk bersama-sama bekerja memberikan sumbangsih bagi negara dan rakyat Indonesia. "Saya melihat tujuh kandidat memiliki visi-misi yang luar biasa. Tentu saya harap mereka tetap bersama di DPP Golkar," kata Novanto.
Terkait jabatan barunya di Golkar, Novanto menyatakan akan menepati janjinya melepaskan jabatan Ketua Fraksi Golkar di DPR. "Saya akan cari waktu untuk mengundurkan diri sebagai Ketua Fraksi Golkar. Saya akan kerja serius melihat perkembangan di DPD Golkar tingkat satu dan dua sebagai salah satu bagian program 100 hari saya," ujar dia.
Setya Novanto secara resmi ditetapkan sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar periode 2014-2019 melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa, Selasa pagi. "Dengan mengucap 'bismillahirahmanirahim', kita tetapkan Pak Setya Novanto sebagai Ketua Umum Partai Golkar," ujar Ketua Sidang Munaslub Nurdin Halid.
Dalam penghitungan suara, perolehan suara delapan calon Ketua Umum antara lain Ade Komarudin 173 suara, Setya Novanto 277 suara, Airlangga Hartarto 14 suara, Mahyudin dua suara, Priyo Budi Santoso satu suara, Aziz Syamsuddin 48 suara, Indra Bambang Utoyo satu suara, Syahrul Yasin Limpo 27 suara dan suara tidak sah berjumlah 11, sehingga total suara 554.
Dari hasil tersebut sejatinya Ade dan Novanto masih harus menjalani pemilihan tahap kedua karena keduanya sama-sama memenuhi perolehan suara 30 persen. Melihat ini, kandidat Ketua Umum Syahrul Yasin Limpo menyarankan agar Ade menganggap hasil tersebut final, tanpa harus menjalani pemilihan putaran kedua.
"Mohon maaf Pak Ade, saya menyarankan agar hasil ini dianggap final. Kami berdelapan rasanya cair-cair saja. Ini hanya saran saja," ujar Limpo.
Ade Komarudin kemudian mengambil sikap. Ade yang perolehan suaranya lebih rendah menyatakan agar Novanto segera ditetapkan sebagai Ketua Umum tanpa perlu ada pemilihan putaran kedua. "Saya sudah berembug dengan tim saya dan dengan Pak Aburizal selaku Dewan Pembina, saya kira saya lebih muda dari pak Novanto. Pak Novanto 60 tahun, sedangkan saya masih ada kesempatan di masa akan datang. Saya dan rekan-rekan akan memberikan support untuk Pak Novanto di kepengurusan untuk kebesaran Partai Golkar. Saya mengucapkan selamat kepada Pak Novanto," ujar Ade.
Ade berterima kasih kepada seluruh kandidat ketua umum Golkar yang telah mengiringi perjalanan politiknya selama ini.