REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara menunjuk menteri luar negeri baru, Ri Yong-ho (59 tahun). Ia menggantikan Ri Su-yong yang telah menjadi salah satu pejabat tertinggi dari negara pimpinan Kim Jong-un.
Ri Yong-ho, yang sebelumnya adalah wakil menteri luar negeri mewakili Korut pada pembicaraan enam negara tentang program nuklir Korut. Pembicaraan putaran terakhir mereka pada 2008 jatuh berantakan. Cina, Jepang, Rusia, Korea Selatan dan Amerika Serikat adalah pihak lain yang terlibat dalam pembicaraan saat itu.
Ri, yang juga mantan duta besar untuk Inggris mungkin akan bertanggung jawab dalam kasus Korut di PBB. Dewan Keamanan PBB pada Maret memberlakukan sanksi baru terhadap Korut sebagai balasan atas uji coba nuklir keempat Korut pada Januari dan peluncuran roket jarak jauh bulan berikutnya.
Media Korut belum mengumumkan penunjukkan Ri, namun kedutaan di Inggris memberitahu Kantor Luar Negeri Inggris terkait pengangkatannya dalam sebuah catatan pada 16 Mei dan dilihat Reuters, Selasa (17/5).
Korut telah terisolasi selama beberapa dekade, namun baru-baru ini bahkan sekutu utamanya Cina semakin frustasi dengan ambisi nuklir negara itu. Cina mendukung sanksi ketat terbaru PBB untuk Korut.
Lee Ji-sue, ahli Korut di Universitas Myongji Korsel mengatakan, perubahan di kementerian tidak memberi sinyal perubahan dalam pendekatan Korut.
"Seperti Ri Su-yong yang mengambil perintah dari Kim Jong-il dan Kim Jong-un, Ri Yong-ho tidak akan punya bicara banyak dalam kebijakan luar negeri," katanya. Kim Jong-il adalah ayah pemimpin saat ini.
Baca juga, Korut Umumkan Rencana Peluncuran Roket.