REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengapresiasi pelaksanaan Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar yang berlangsung demokratis. Munaslub Golkar menghasilkan keputusan terpilihnya Setya Novanto sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
"Kami ucapkan selamat untuk pak Setya Novanto menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Saya kira Munaslub di Bali adalah contoh bagaimana perbedaan tajam yang mengarah pada perpecahan akhirnya bisa diselesaikan lewat mekanisme demokrasi," katanya di Gedung Nusantara II, Jakarta, Selasa (17/5).
Muzani menilai demokrasi merupakan cara yang bisa digunakan untuk menyelesaikan perbedaan kalau semua sepakat bagaimana sebuah masalah bisa diselesaikan secara bersama. Dia berharap pasca-Munaslub Golkar, partai itu akan solid karena pecahnya Golkar akan merugikan bagi proses demokrasi dan kualitas DPR.
"Saya harap selesai ini (Munaslub), semua bisa bersatu padu sehingga sebagai sebuah kekuatan politik Golkar di parlemen semakin baik," ujarnya.
Muzani menjelaskan, mekanisme demokrasi yang ditunjukkan Golkar dalam Munaslub, menginspirasi banyak kekuatan politik lainnya terkait cara bagaimana menyelesaikan perbedaan dan kepentingan pribadi serta golongan disatukan menjadi kekuatan bersama. Selain itu, dia mengaku tidak kaget dengan keputusan Golkar keluar dari Koalisi Merah Putih karena sudah diperkirakan bahwa keputusan Munaslub tidak akan berbeda dengan keputusan pra-Munas.
Namun Muzani menegaskan, Gerindra sebagai partai oposisi siap bersama-sama dengan partai lain atau sendirian menjalankan perannya. "Meskipun kami sebagai kekuatan oposisi, Gerindra tidak akan asal menempatkan diri sebagai sebuah kekuatan yang asal berbeda dengan pemerintah," katanya. Muzani menegaskan, Gerindra harus terbuka sebagai kekuatan oposisi ingin pemerintahan berjalan efektif namun partainya akan mengambil peran dari sisi kontrol jalannya pemerintahan.