REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Muslim Australia masih menghadapi sejumlah tantangan di negaranya. Hal tersebut diakui oleh sejumlah pemuda Muslim yang sedang melakukan Program Pertukaran Pemuda Muslim Australia-Indonesia atau Muslim Exchange Program.
Nada Kalam, salah satu Muslimah Australia yang menjadi peserta Muslim Exchange Program, mengakui sering berada pada posisi yang sulit ketika terjadi peristiwa besar di Autralia. Seperti teror Sydney dengan drama penyanderaan pada akhir 2014 lalu.
“Ketika peristiwa besar terjadi, maka semua mata akan tertuju pada umat Muslim,” kata Nada saat berkunjung ke Kantor Republika.co.id di Jakarta, Selasa (17/5). Dengan seketika semua Muslim akan dikucilkan dan disalahkan oleh semua orang.
Nada menambahkan keadaan akan semakin sulit ketika pemberitaan di media tak henti-hentinya menyudutkan Islam. Sementara, media Islam di Australia tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk mengonter derasnya pemberitaan negatif tentang Islam karena jumlahnya yang sangat kecil.
“Kami sangat membutuhkan dukungan media. Kebanyakan media menggeneralisasi bahwa pelaku kejahatan teror adalah Muslim,” kata Nada menambahkan.
Selain itu, tantangan yang dihadapi tidak hanya datang dari luar kalangan Muslim. Faten Mohamed, peserta Muslim Exchange Program lainnya mengakui umat Muslim Australia sendiri masih belum bersatu dalam hal keyakinan. Seringkali, Muslim Australia terkotak-kotakan oleh kebiasaan cara beribadah yang mereka bawa dari latar belakang negara.
“Sehingga, ada banyak masjid disana sesuai asal negara mereka. Ada masjid Albania, masjid Afghanistan dll,” ujar Faten. Menurut Faten, ini menjadi salah satu kelemahan persaudraan Muslim Australia.
Kendati demikian, ada hal positif yang masih bisa dirasakan oleh Muslim Australia. Pemerintah Australia memberikan kebebasan kepada Muslim untuk menerapkan ajaran agama seperti beribadah maupun mengenakan hijab bagi Muslimah. Bahkan, polisi Muslimah Australia diberikan hak untuk mengenakan hijab ketika bertugas.
Melalui Muslim Exchange Program ini, para peserta berharap dapat meningkatkan kualitas pribadi Muslim yang lebih baik. Program ini juga diharapkan dapat memberikan informasi bagaimana negara dengan jumlah Muslim terbesar mempraktikkan ajaran agama Islam.