REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Angkatan perang Rusia dilaporkan sedang membangun sebuah pangkalan militer baru di kota kuno Palmyra, Suriah. Ironisnya, pangkalan militer tersebut berada dalam zona cagar budaya yang terdaftar di UNESCO sebagai salah satu situs warisan dunia.
“Rusia membangun pangkalan militer itu tanpa meminta izin dari otoritas terkait,” ungkap para arkeolog dari The American School of Oriental Research's Cultural Heritage Initiative, seperti dikutip Al Arabiya, Selasa (17/5).
Gambar dari citra satelit dan analisis dari DigitalGlobe juga menunjukkan, pembangunan pangkalan militer itu tepat berada di tepi situs kuno Palmyra yang telah dirusak oleh kelompok ISIS.
Kepala Dinas Museum dan Kepurbakalaan Damaskus, Maamoun Abdulkarim mengatakan, beberapa unit yang sedang dibangun Rusia di lokasi tersebut mencakup barak kecil, kantor, dan klinik untuk tentara.
“Kami menolak memberi izin pembangunan (pangkalan militer) di lokasi situs cagar budaya, karena tindakan itu jelas melanggar hukum arkeologi. Terlepas apakah pembangunan itu untuk tentara Suriah, tentara Rusia, atau pihak lainnya," kata Abudlkarim kepada Associated Press.
Sejak Rusia mulai meluncurkan serangan udara di Suriah September 2015, Moskow telah menempatkan posisinya sebagai pendukung Presiden Bashar Assad. Sampai sejauh ini, pihak militer Rusia telah berulangkali melakukan manuver untuk menaklukkan pasukan pemberontak.
Baca juga, Militer Suriah Kalahkan ISIS di Kota Palmyra.