REPUBLIKA.CO.ID, PARIS — Kasus serangan bernuansa Islamofobia di Prancis dilaporkan terus meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Kondisi yang tak bersahabat tersebut sudah barang tentu membuat umat Muslim di sana merasa kian resah.
Presiden Dewan Muslim Prancis (CFCM), Anouar Kbibeche menuturkan, berbagai serangan Islamofobia yang terjadi di negara itu kini banyak menyasar tempat-tempat ibadah umat Islam. Kasus semacam itu terus meningkat jumlahnya, meskipun aparat keamanan setempat sudah memperketat pengawasan di sekitar lokasi.
“Satu masjid kecil di Ajaccio telah dirusak oleh oknum tak bertanggung jawab, baru-baru ini. Selain itu, umat Muslim kini juga dijadikan target serangan oleh orang-orang tertentu,” ungkap Kbibeche, seperti dikutip dari World Bulletin, Rabu (18/5).
Ia menuturkan, kasus Islamofobia terus menunjukkan kenaikan pascainsiden Paris (Charlie Hebdo), tahun lalu. Menurutnya, umat Islam perlu mengambil sejumlah langkah strategis untuk membangun hubungan antarumat beragama yang lebih kondusif di Prancis.
Sementara, Wakil Presiden CFCM Ahmet Ogras juga mendesak umat Islam untuk melakukan aksi nyata agar suara mereka didengar oleh publik Prancis. “Sebagai Muslim, kita harus bisa mengungkapkan pendapat dan bergabung dengan partai politik. Kita perlu meningkatkan kekuatan representasi umat Islam agar suara kita betul-betul didengar,” ucap Ogras.
Menurut data yang dihimpun lembaga France’s Collective Against Islamophobia pada Januari lalu, serangan bernuansa anti-Muslim di Prancis meningkat dari 704 kasus pada 2014, menjadi 905 pada 2015. Angka itu sekaligus merupakan yang tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Baca juga, Muslim Amerika Takut Islamofobia Meluas Pascapenembakan San Bernardino.