Rabu 18 May 2016 07:31 WIB

PKH Bangun Perpustakaan Hadis Digital

Rep: C23/ Red: Achmad Syalaby
Hadist (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Hadist (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pada dekade 1980 hingga 1990-an, belum banyak lembaga kajian hadis yang hadir di tengah-tengah umat di Indonesia. Padahal,referensi hadis sebagai rujukan umat Islam dalam menjalankan ibadah sangat dibutuhkan.

Hal tersebut menjadi alasan utama Ahmad Lutfi Fathullah mendirikan Pusat Kajian Hadis (PKH) pada 2008 lalu. Bersamaan dengan berdirinya Al-Mughni Islamic Center di Kuningan, Jakarta, PKH menempati lantai dasar dari bangunan tersebut.

Ahmad mengungkapkan, berdirinya PHK bermula ketika dirinya gemar mengoleksi kitab-kitab hadis untuk kepentingan akademisnya. Kegemaran tersebut lahir karena dia menyadari bahwa koleksi kitab-kitab hadis di beberapa lembaga pendidikan Islam di Indonesia masih cukup terbatas. 

“Waktu saya mengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, koleksinya (kita hadis) pun masih terbatas,” katanya kepada Republika.co.id, Selasa (17/5).

Menyadari kondisi demikian, Ahmad terpacu untuk mengoleksi kitab-kitab hadis guna memperkaya perpustakaan pribadinya. Bahkan, setiap memiliki kesempatan untuk menunaikan ibadah haji maupun umrah, ia selalu menyempatkan diri untuk berburu kita-kitab hadis yang belum dimilikinya. “Beli, koleksi lagi. Beli, koleksi lagi. Setiap tahun selalu ada saja yang saya beli,” ucap Ahmad.

Hingga akhirnya, pada 17 Mei 2008, dengan sekitar ratusan jilid kitab hadis yang dimilikinya, Ahmad berhasil mendirikan PKH. Lahirnya PKH mendapat respons yang sangat positif dari masyarakat. Pada acara peresmiaan pun turut hadir ribuan jamaah dari berbagai daerah, puluhan ulama, serta pejabat-pejabat Pemprov DKI Jakarta.

Selain kajian hadis rutin setiap pekan, PKH juga memberikan pelayanan lain kepada umat. Yakni dengan memudahkan mereka mengakses kitab-kitab hadis melalui perpustakaan digital yang dikreasikannya.

Untuk keperluan pembuatan perpustakaan kitab hadis digital, PKH tidak murni mengkonversi kolek-koleksi kitab fisiknya ke dalam bentuk virtual. 

Tapi juga mengadopsi data dari sebuah situs hadis. “Di dalam perpustakaan digital itu terdapat sekitar 5000 judul kitab hadis. Kita wakafkan untuk umat. Yang menginginkannya cukup mengunduh dan tak perlu membayar,” tutur Ahmad menerangkan.

Selain hadis, Ahmad juga menciptakan sebuah situs lainnya untuk memudahkan umat berinteraksi dan memperdalam ilmu Alquran. Laman situs tersebut dapat dikunjungi melalaui www.alquranalhadi.com.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement