REPUBLIKA.CO.ID, LAGOS -- Kelangkaan bahan bakar menyebabkan peningkatan pembatalan dan penundaan penerbangan dalam negeri di Nigeria dalam beberapa hari belakangan, kata juru bicara penerbangan pada Selasa (17/5).
Nigeria menghadapi krisis ekonomi terbesar dalam beberapa dasawarsa karena dampak dari kekurangan pendapatan minyak mereka. Cadangan mata uang dolar mereka, yang dibutuhkan untuk membayar hasil perminyakan olahan dan sejumlah impor penting lain, semakin berkurang dan menyebabkan kelangkaan bahan bakar.
Setidak-tidaknya 75 kapal pengangkut dua setengah ton bahan bakar menunggu di lautan bagi pengimpor untuk mendapatkan uang yang mereka butuhkan demi membayar muatan itu itu, kata data pelacakan kapal dan pedagang bahan bakar.
"Kami memohon maaf atas penundaan belakangan karena kelangkaan Jet A1 (nama bahan bakar pesawat)," kata perusahaan penerbangan Dana Air dalam pernyataan di laman resmi mereka pada Selasa.
Sam Adurogboye, juru bicara Kewenangan Penerbangan Sipil Nigeria (NCAA), mengatakan semua maskapai penerbangan dalam negeri terdampak. "Terdapat sejumlah pembatalan penerbangan, para maskapai tidak dapat beroperasi semaksimal mungkin dikarenakan adanya permasalahan bahann bakar," kata dia dalam wawancara melalui telepon.
Dia mengungkapkan sejumlah maskapai mengurangi jumlah penerbangan mereka sebesar 50 persen. Ketergantungan Nigeria terhadap penjualan minyak mentah sebesar 70 persen dari keseluruhan pendapatan nasional mereka menyebabkan berkurangnya cadangan mata uang asing mereka.
Pada pekan lalu, Menteri Perminyakan Emmanuel Ibe Kachikwu mengumumkan sebuah langkah baru di bawah pemerintah yang akan mengizinkan para pengimpor bahan bakar untuk mendapatkan dolar dari beberapa sumber lain selain dari bank sentral.