REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Induk organisasi sepak bola Indonesia, PSSI, mempertanyakan rencana Kelompok 85 (K85) yang bakal memboikot Kongres Tahunan PSSI. Rencananya Kongres Tahunan sendiri bakal digelar di Balikpapan pada tanggal 1 Juni mendatang.
Plt ketua umum PSSI, Hinca Panjaitan menyebutkan sikap dari K-85 itu sebagi tindakan yang tidak sportif. Dia juga mengatakan seharusnya K-85 mengikuti seluruh prosedur jika ingin menggelar Kongres Luar Biasa (KLB).
Sebelumnya, K-85 telah mengambil sikap tidak akan hadir Kongres Tahunan yang rencananya di gelar di Balikpapan pada 1 Juni mendatang. Pemboikotan tersebut dilakukan karena mereka menginginkan Kongres Luar Biasa (KLB) dilakukan, bukan kongres tahunan seperti yang dilaksanakan PSSI nanti. Bahkan Hinca mengatakan permintaan KLB dari voters sudah didengar.
Baca juga: PSSI tidak Takut Kehilangan Anggotanya
"Tapi itu di luar sportifitas dan di luar mekanisme. Ancaman boikot itu tidak patut disampaikan, itu sungguh tidak tepat," kata Hinca setelah memimpin rapat Komite Eksekutif (Exco), Rabu (18/5) malam WIB.
Selain itu menurut Hinca kehadiran para anggota sangat diperlukan bagi PSSI. Sebab, merekalah yang akan menentukan arah untuk ke depannya organisasi sepak bola tertinggi di Indonesia tersebut. Apalagi dalam Kongres Tahunan itu, mereka yang berdaulat menentukan arah PSSI, sedangkan Exco PSSI yang akan menjalankan hasil kongres.
Lanjut Hinca, untuk menggelar KLB mereka juga harus melalui tahapan-tahapan yang telah diatur dalam Statua PSSI. Jika K-85 telah memenuhi syarat pengajuan KLB, maka PSSI harus segera melaksanakan keinginan para voters tersebut. Namun sabaliknya jika para voters tidak bisa memenuhi syarat untuk KLB, mereka harus legowo KLB tak bisa digulirkan.