REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Panglima TNI, Jenderal TNI, Gatot Nurmantyo, mengungkapkan ada sejumlah tantangan besar yang bersifat global yang mesti dihadapi Indonesia pada masa mendatang. Salah satunya adalah meningkatnya populasi dunia sehingga memicu peningkatan tingkat kemiskinan, kelaparan, dan kesehatan.
Kondisi ini diperparah dengan kian menipisnya sumber energi hayati, yang rata-rata berada di wilayah ekuator. ''Dimana Indonesia berada didalamnya sehingga kemungkinan bisa terjadi peperangan merebut energi, air dan pangan di sekitar wilayah tersebut,'' ujar Panglima TNI dalam paparan yang disampaikan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI, Laksdya TNI, Didit Herdiawan, dalam kesempatan Forum Tematik Bakohumas di Aula Gatot Subroto, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (18/5).
Tidak hanya itu, Panglima TNI juga menyebutkan tantangan di berbagai bidang, termasuk bidang ekomoni, budaya, dan militer. Di bidang ekonomi, Indonesia akan menghadapi tantangan berupa keterbukaan ekonomi, regionalisasi ekonomi, relokasi perusahaan multilateral, dan terjadinya arus internasionalisasi serta tatatan dunia oleh lembaga internasional.
Kesenjangan ekonomi yang terjadi, kata Panglima TNI, akan berimbas pada memudarnya ikatan sosial. Sehingga berakibat menurunnya budaya dan nilai-nilai lokal. Hal ini diikuti dengan maraknya narkoba yang menjadi masalah sosial dan perubahan perilaku.
''Sementara di dalam bidang militer akan terjadi peningkatan anggaran yang akan menjadikan negara-negara bakal berlomba-lomba dalam pengadaan senjata,'' tutur mantan Pangkostrad tersebut.
Dalam menghadapi serangkaian tantangan tersebut, Panglima TNI, memerintahkan segenap prajurit TNI untuk bisa mengokohkan jati diri TNI, yaitu dapat menjamin tegaknya kedaulatan, keutuhan wilayah NKRI, dan melindungi keselamatan bangsa dari segala ancaman serta gangguan. Penguatan jati diri TNI ini pun diharapkan bisa diikuti dengan kebijakan-kebijakan pendukung lainnya, seperti kerja sama militer di kawasan Asia Tenggara.
TNI juga harus dapat meningkatkan kemampuan pengamanan wilayah laut dan udara hingga ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) melalui penggelaran Alutsista di kawasan-kawasan strategis. ''Penggelaran Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) ini dari aspek posisi life line Internasional maupun strategis, karena kekayaan alamnya, dan meningkatkan kemampuan coverage surveillance,'' ujar Panglima TNI.
Tidak hanya itu, TNI akan terus melakukan pembangunan kekuatan melalui pengadaan dan modernisasi Alutsista. Program ini dilakukan dengan tingkat teknologi Alutsista terbaru serta melibatkan industri pertahanan dalam negeri dengan memanfaatkan anggaran secara efisien.
''Kemudian memperkuat kemampuan intelijen untuk mendeteksigerakan dan komunikasi berbagai actor nonstate dan terorisme serta menutup akses jalur logistik dan senjata,'' tutur Panglima TNI.
Semua langkah ini kemudian didukung dengan meningkatkan kemanunggalan TNI dan rakyat serta kesadaran Bela Negara Masyarakat melalui pembinaan teritorial. Selain itu dengan upaya meningkatkan kesejahteraan prajurit melalui pemenuhan hak-hak prajurit. ''Kemudian menata gelar kekuatan TNI dengan memprioritaskan pemenuhan satuan operasi TNI di wilayah perbatasan dan pulau terluar,'' kata Panglima TNI.