REPUBLIKA.CO.ID, QUITO -- Presiden Ekuador Rafael Correa mengatakan, gempa bumi baru dengan kekuatan 6,8 pada Skala Richter (SR) mengguncang Pantai Utara Ekuador pada Rabu (18/5). Gempa menewaskan satu orang dan melukai 85 orang lainnya.
Sementara, Lembaga Geofisika Ekuador menjelaskan, gempa tersebut terjadi pada pukul 11.46 waktu setempat atau 23.46 WIB. Gempa ini berpusatdi Provinsi Esmeraldas di bagian utara negeri itu pada kedalaman 15 kilometer.
Kuatnya gempa bumi itu telah mengakibatkan kepanikan di berbagai wilayah negeri tersebut, termasuk di Ibu Kota Quito, sebagaimana diberitakan Xinhua, Kamis (19/5) pagi.
Pada Rabu pagi, gempa bumi lain dengan kekuatan 6,8 pada Skala Richter berpusat di sebelah selatan Muisne Canton, yang juga berada di Esmeraldas, dengan kedalaman 32 kilometer di bawah permukaan tanah.
Menurut Lembaga Geofisika, kedua gempa bumi tersebut adalah gempa susulan setelah gempa dengan kekuatan 7,8 pada Skala Richter --yang mengguncang Pantai Utara Ekuador pada 16 April. Gempa itu menewaskan sedikitnya 661 orang dan melukai tak kurang dari 16.600 orang lagi.
Ratusan gempa susulan tercatat setelah gempa bumi pada April itu. Sejauh ini, gempa yang terkuat terjadi pada Rabu. Survei Geografi Amerika Serikat juga mencatat gempa bumi tersebut saat fajar. Lembaga itu melansir bahwa gempa itu berkekuatan 6,7 pada Skala Richter, dengan pusat gempa berada sekitar 34 kilometer dari Rosa Zarate dan 60 kilometer dari Esmeraldas dengan kedalaman sekitar 10 kilometer.
Menurut Lembaga Geofisika, semua itu adalah gempa susulan dengan kekuatan 7,8 pada Skala Richter terjadi di Patai Ekuador pada 16 April, sehingga menewaskan lebih dari 650 orang dan melukai sebanyak 16.600 orang lagi.