Kamis 19 May 2016 10:23 WIB

Begini Gambaran Anak Jalanan Mengenai ‘Pacaran’

Rep: Desy Susilawati/ Red: Andi Nur Aminah
Sala satu potret anak jalanan di kota Surabaya.
Foto: Blogspot.com
Sala satu potret anak jalanan di kota Surabaya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Anak jalanan sama halnya dengan remaja pada umumnya. Saat usia mulai remaja atau justru sudah baligh, mereka mulai mengenal istilah ‘pacaran’ yang sebenarnya tidak dibenarkan dalam Islam. Lalu bagaimana pendapat mereka mengenai hal itu?

Salah satu Peneliti Pusat penelitian Atma Jaya (PPH) Atma Jaya, Kekek Apriana mengungkapkan dari hasil penelitian awal kekerasan seksual pada anak jalanan yang dilakukan pihaknya kepada 43 anak jalanan, 23 perempuan (dibagi dalam tiga kelompok) dan 20 laki-laki (juga dibagi dalam tiga kelompok), usia 15 sampai 18 tahun, mengatakan menurut anak jalanan pacaran itu merupakan aktivitas untuk kesenangan dan seru-seruan .

Pacaran bagi mereka, nantinya untuk kenangan masa tua dengan melakukan berbagai aktivitas berduaan. "Misalnya makan bareng, jalan bareng, saling curhat, mesra-mesraan, hingga sebagai partner dalam mengonsumsi obat-obatan atau minuman (beralkohol) bersama-sama,” jelasnya dalam  Jumpa Pers Hasil Awal Penelitian Kekerasan Seksual pada Anak Jalanan, di Unika Atma Jaya, Jakarta, belum lama ini.

 

Mereka memilih bepacaran dengan sesama anak jalanan atau abang-abang agar merasa dilindungi dan dijaga dari hal-hal yang mengancam dirinya di jalanan. Dalam masa pacaran itu, mereka juga sering mengalami kekerasan. Umumnya karena kesalahpahaman, adu domba dari orang lain, atau terkadang karena sang pria tidak mau mengakui kesalahan dan ketika merasa terdesak akhirnya malah memukul pasangannya agak tidak ketahuan. “Entah itu dipukul, digampar, atau dijambak,” ungkap Kekek.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement