REPUBLIKA.CO.ID, RAYHANLI - Konflik Suriah yang telah memasuki tahun keempat dan merenggut lebih dari 250 ribu korban jiwa sampai saat ini belum menunjukkan tanda-tanda usai. Krisis kemanusiaan yang diakibatkan oleh konflik ini telah menjadi krisis kemanusiaan terburuk setelah perang dunia II.
Menurut data yang diterbitkan oleh PBB, sekitar 13,5 juta orang, termasuk 6 juta anak-anak memerlukan bantuan kemanusiaan. Sebanyak 6,5 juta orang, diantaranya 2,8 juta adalah anak-anak, mengungsi di dalam Suriah dan 4,2 juta orang harus mengungsi ke negara-negara tetangga Suriah. Rata-rata sejak 2011, setiap jam 50 keluarga Suriah harus mengungsi.
Krisis ini telah berdampak buruk bagi masyarakat sipil Suriah. Kesempatan meraih pendidikan, pekerjaan, kebahagiaan dan keharmonisan keluarga menjadi suram. Dampak terberat diterima oleh anak-anak yang harus kehilangan orang tua atau sanak saudaranya akibat perang
Berangkat dari kondisi tersebut, Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU akan membangun perumahan untuk yatim dan anak-anak terlantar Suriah yang terletak di kota Rayhanli provinsi Hatay, Turki. Lokasi ini terletak sekitar 3 KM dari perbatasan Suriah. PKPU akan bergabung dengan konsorsium berbagai lembaga kemanusiaan internasional untuk membangun perumahan yatim dengan luas lahan total 100 ribu meter persegi.
Salah satu tim kemanusiaan PKPU untuk Suriah, Deni Kurniawan yang mengunjungi langsung proses pembangunan perumahan yatim di Rayhanli mengatakan komplek perumahan yatim ini terdiri dari 35 rumah untuk laki-laki dan 20 rumah untuk perempuan. Komplek perumahan laki-laki dan perempuan dipisah, begitu juga sekolah dan aktivitasnya.
Satu rumah akan menampung 18 anak, sehingga total yatim yang ditampung di dalam komplek berjumlah 990 anak. Setiap rumah memiliki pembimbing yang dibagi dalam 2 shift pagi dan malam dengan total semua pembimbing 330 orang yang semuanya adalah warga Suriah.
“Total luas rumah lantai 1 dan 2 adalah 350 meter persegi. Selain rumah untuk yatim, komplek ini juga dibangun masjid untuk 500 orang, klinik, sekolah laki-laki dan perempuan (SD-SMP), lapangan olahraga, conference center, psikotherapy center, peternakan kecil sebagai bagian dari psikotherapy dan fasilitas penunjang lainnya. Anak yang ditampung di komplek ini mulai dari usia 6-10 tahun, dan mereka akan tinggal di perumahan ini hingga Universitas”, katanya.