REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Korban bom atom dari dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki menilai permintaan maaf dari Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama atas kejadian di masa lalu sangatlah baik. Namun, mereka memprioritaskan agar negara adidaya tersebut dapat membersihkan dunia dari segala jenis senjata nuklir.
Seperti diketahui, Hiroshima merupakan kota yang diledakkan oleh bom atom pertama di dunia pada 6 Agustus 1945 oleh pasukan AS. Tiga hari setelah itu, Nagasaki juga menjadi sasaran dalam Perang Dunia II tersebut.
Lebih dari 140 ribu orang tewas dalam peristiwa bom Hirsohima. Sementara di Nagasaki, 70 ribu orang tewas. Bahkan masih banyak korban lainnya yang merasakan dampak menjadi cacat seumur hidup akibat efek radiasi.
Terumi Tanaka, salah satu korban bom atom yang selamat mengatakan permintaan maaf dari AS atas penderitan manusia yang terjadi dalam peristiwa itu tentu sangat berharga. Banyak orang yang kehilangan segala-galanya saat itu.
"Tentu penderitaan terjadi begitu luas. Karenanya, yang kami butuhkan adalah kepastian bahwa senjata nuklir tak akan pernah lagi digunakan di dunia ini untuk selamanya," ujar Terumi seperti dilansir Reuters, Kamis (19/5).
Obama yang dianugerahi Nobel Perdamaian pada 2009 lalu akan mengunjungi Hiroshima pada 27 Mei. Ia menjadi Presiden AS pertama yang mengunjungi lokasi bom atom pertama di dunia tersebut.
Namun, kunjungannya ke Hirsohima setelah pertemuan para pemimpin G7 di Tokyo itu sedang hangat diperbincangkan oleh parlemen AS. tak sedikit yang khawatir dunia akan melihat Negeri Paman Sam tersebut meminta maaf atas peritiwa bom atom di masa lalu.
Baca juga, Obama Bakal Jadi Presiden AS Pertama yang Kunjungi