Kamis 19 May 2016 21:58 WIB

Jelang Ramadan, Pemerintah dan Swasta Saling Koordinasi

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Andi Nur Aminah
 Pedagang melayani pembeli di toko Sembako pada salah satu pasar tradisional, Jakarta.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Pedagang melayani pembeli di toko Sembako pada salah satu pasar tradisional, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Direktur Bahan Pokok Strategis Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Robert Bintaryo mengatakan, Kemendag telah menggelar rapat koordinasi bersama dengan kementerian/lembaga terkait, kepala dinas, dan asosiasi pengusaha. Koordinasi ini merupakan langkah yang dibangun pemerintah untuk bersama-sama menjaga stabilitas harga bahan pokok menjelang Ramadan dan Lebaran Idul Fitri nanti.

"Operasi pasar sudah berjalan dan sekarang kami akan memantau terus harga bahan pokok strategis di pasar," kata Robert, Kamis (19/5).

Robert menjelaskan, pemerintah juga sudah meminta asosiasi-asosiasi untuk menghimbau kepada seluruh anggotanya agar jangan ada yang menimbun barang selama Ramadan dan Lebaran. Karena hal itu akan menganggu stabilitas harga. Robert mengakui bahwa pemerintah sulit memantau pedagang-pedagang kecil yang mungkin memanfaatkan momen Ramadan untuk mencari keuntungan lebih. 

Robert mengatakan, harga bahan pokok saat ini kecenderungannya memang fluktuatif. Namun, dengan sudah berjalannya pasar murah di sejumlah daerah diharapkan dapat menstabilkan harga bahan pokok menjelang Ramadan. 

Selain itu, pemerintah daerah juga sudah berkoordinasi dengan lembaga terkait seperti Bulog dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) untuk melakukan pasar murah.  "Awal Juni diperkirakan bawang merah sudah mulai panen, jadi mudah-mudahan saat ramadan harga bisa stabil dan kami akan pantau terus," kata Robert. 

Menurut dia, diharapkan sektor swasta terutama retail bisa berpartisipasi untuk melaksanakan pasar murah di sejumlah daerah. Robert mengatakan, beberapa pelaku ritel sudah menyampaikan minatnya untuk melakukan pasar murah dalam waktu dekat. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement