Jumat 20 May 2016 06:33 WIB

Bergabungnya Golkar akan Ubah Komposisi Kabinet? Ini Kata PDIP

 Ketua Umum Parta Golkar Setya Novanto berpidato saat penutupan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golongan Karya di Nusa Dua, Bali, Selasa (17/5). (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Ketua Umum Parta Golkar Setya Novanto berpidato saat penutupan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golongan Karya di Nusa Dua, Bali, Selasa (17/5). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Hendrawan Supratikno menilai bergabungnya Partai Golkar ke koalisi partai-partai politik pendukung pemerintah akan mengubah komposisi

kabinet.

"Kalau soal perombakan dan komposisi kabinet, hal itu adalah hak prerogatif Presiden Joko Widodo," kata Hendrawan Supratikno di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis (19/5).

Menurut Hendrawan, soal kabinet itu hak prerogatif Presiden, kalau Fraksi PDI Perjuangan mengurus yang lainnya. Pada kesempatan tersebut, Hendrawan juga mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo yang menilai, Partai Golkar banyak memiliki politisi dengan jam terbang yang tinggi, terutama di pemerintahan.

"Bergabungnya Partai Golkar dengan partai politik pendukung pemerintah, itu berarti Partai Golkar membuka diri untuk menempatkan sumber daya manusianya di birokrasi dan kabinet," katanya.

Ketika ditanya, apakah masuknya Partai Golkar menjadi pendukung pemerintah akan mengurangi kursi menteri dari partai politik yang sebelumnya sudah mendukung pemerintah, Hendrawan mengatakan, hal itu

adalah biasa di politik.

Menurut dia, politik itu fleksibel dan dapat berubah sesuai dengan kepentingan dan tujuannya. "Kalau kursi menteri pakai pola matematika, maka kursi PDIP seharusnya yang terbanyak," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement