REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Presiden Mesir Abdel Fattah Al Sisi memerintahkan kementerian penerbangan sipil, pusat pencarian dan penyelamatan pihak militer dan angkatan udara menempuh segala langkah yang diperlukan untuk menemukan sisa-sisa pesawat Egypt Air MS804 yang hilang, Kamis (19/5).
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya, Sisi juga memerintahkan dibentuknya komite penyelidikan oleh kementerian penerbangan sipil untuk segera mulai menyelidiki penyebab hilangnya pesawat itu.
Perdana Menteri Mesir, Sherif Ismail mengatakan masih terlalu cepat untuk menyingkirkan penjelasan apa pun terkait penyebab kecelakaan, termasuk kemungkinan akan sebuah serangan seperti yang disebut menjatuhkan sebuah pesawat Rusia di atas Semenanjung Sinai tahun lalu.
Baca: Sejarah Panjang Tragedi Egypt Air
Menteri penerbangan negara itu mengatakan kemungkinan serangan teroris lebih besar dari kemungkinan adanya kesalahan teknis.
Kementerian penerbangan sipil Mesir pada awalnya mengatakan pihak berwenang dari Yunani menemukan material yang mengambang serta jaket pelampung yang diperkirakan berasal dari pesawat itu, sebuah Airbus A320.
Sejumlah sumber pertahanan Yunani mengatakan kepada wartawan Reuters material itu ditemukan sekitar 370 kilometer ke arah selatan pulau Crete. Meskipun demikian, pada Kamis malam, Wakil Kepala Egypt Air Ahmed Adel mengatakan kepada CNN puing-puing pesawatnya belum ditemukan.
"Kami mengoreksi temuan puing itu karena kami menyatakan itu bukan bagian dari pesawat kami. Jadi usaha pencarian dan penyelamatan masih berlangsung," kata Adel.