Jumat 20 May 2016 11:39 WIB

Empat Negara Terus Cari Egypt Air

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ani Nursalikah
 Maskapai EgyptAir
Foto: AP /Thomas Ranner
Maskapai EgyptAir

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA--Pencarian besar-besaran terus dilakukan di hari kedua setelah pesawat Egypt Air menghilang di atas Mediterania. Unit militer Yunani, Mesir, Prancis dan Inggris ikut ambil bagian dalam operasi dekat pulau Karpathos, Yunani.

Penerbangan MS804 melakukan perjalanan dari Paris ke Kairo dengan 66 penumpang dan awak ketika menghilang, Kamis (19/5) pagi. Yunani mengatakan, radar menunjukkan Airbus A320 itu telah membuat dua tikungan tajam dan turun lebih dari 7.620 meter sebelum terjun ke laut. Mesir mengatakan, pesawat mungkin turun karena aksi teroris dibanding kesalahan teknis.

Sebagian besar penumpang pesawat berasal dari Mesir dan Prancis. Warga Inggris juga ada di antara penumpang. Sejauh ini, tidak ada reruntuhan atau puing-puing dari pesawat telah ditemukan.

Baca: Sejarah Panjang Tragedi Egypt Air

Anthanasios Binis dari Yunani yang memimpin investigasi mengatakan, benda seperti jaket keselamatan yang ditemukan di dekat Karpathos bukan milik Airbus A320. "Penilaian terhadap temuan menunjukkan mereka bukan milik pesawat terbang (MS804)," katanya dilansir dari BBC News, Jumat (20/5).

Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi telah memerintahkan kementerian negara sipil

Biro peyelidikan kecelakaan Prancis telah mengutus tiga investigator bersama dengan penasihat teknis dari Airbus untuk bergabung dengan penyelidikan Mesir.

Di Prancis, fokusnya adalah pada apakah pelanggaran keamanan mungkin terjadi di Bandara Charles de Gaulle Paris. Namun, keamanan tampaknya sudah ketat dan dalam peninjauan setelah serangan November lalu oleh militan di ibu kota Prancis.

Eric Moucay, seorang pengacara untuk beberapa karyawan mengatakan, ada upaya militan untuk merekrut staf bandara. "Itu jelas. Ada orang yang menjadi radikal di beberapa serikat pekerja. Otoritas telah memecatnya karena masalah ini," ujar dia.

Pada Oktober, sebuah Airbus A321 yang dioperasikan oleh Metrojet Rusia meledak di atas Semenanjun Sinai Mesir. Semua 224 orang di dalamnya tewas. Militan lokal yang berafiliasi dengan ISIS mengaku telah menyelundupkan bom ke dalam pesawat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement