REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Wali kota dari kota besar Filipina, Jumat (20/5) menawarkan hadiah kepada polisi yang membunuh penjahat. Hal ini memperdalam kekhawatiran eksekusi ekstra-yudisial di bawah pemerintahan presiden terpilih Rodrigo Duterte.
Wali kota dari sentral kota Cebu Tomas Osmena mengatakan akan membayar polisi 50 ribu peso (1.060 dolar AS) untuk setiap pelaku kriminal yang mereka bunuh dan lima ribu peso untuk masing-masing pelaku kriminal yang terluka.
"Jika Anda membunuh seorang penjahat dalam bertugas, (Anda akan dihargai), tidak ada pertanyaan diajukan. Saya di sini untuk membantu polisi, bukan menuntut mereka," kata Osmena seperti dilansir Channel News Asia, Jumat (20/5).
Ia melanjutkan, keputusan itu diambil untuk menanamkan rasa takut bagi penjahat. "Jika mereka ingin melakukan kejahatan, mereka masuk ke dalam perang dengan saya, saya akan memastikan bahwa mereka akan menjadi korban," katanya.
Baca juga, Duterte, Presiden Filipina Terpilih yang Merengek di Makam Ibu.
Ketika ditanya apakah imbalan tersebut mungkin mendorong main hakim sendiri, Osmena mengatakan: "Saya tidak akan menekan warga," ujarnya.
Janji Osmena datang setelah Duterte, wali kota Davao selatan memenangkan pemilihan presiden 9 Mei lalu. Ia mengeluarkan sumpah kontroversial untuk membunuh puluhan ribu penjahat.
Duterte berjanji selama kampanye untuk menghapus kejahatan dalam waktu enam bulan dengan melepaskan pasukan keamanan dan perintah tembak mati.