REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sineas film Prenjak (In The Year of Monkey) mengemukakan kebanggaan atas kemenangan karya mereka di Festival Film Cannes 2016, Prancis. Film pendek berdurasi 12 menit 54 detik itu menyabet penghargaan film terbaik dalam Pekan Kritik Internasional di ajang tersebut.
"Kami senang bisa mendapatkan penghargaan ini. Pencapaian ini sangat berharga dan menjadi kontribusi kami untuk sinema Indonesia," ujar asisten sutradara film, Henricus Pria Setiawan, kepada Republika.co.id, Jumat (20/5).
Film produksi Studio Batu itu bercerita tentang sebuah fenomena kontroversial di Yogyakarta pada 1980-an. Seorang perempuan yang terbelenggu keterbatasan ekonomi dikisahkan menjual korek api dengan imbalan memperlihatkan bagian pribadi dirinya.
Sang sutradara, Wregas Bhanuteja, sekaligus menjadi penulis skenario dalam sinema yang dibintangi oleh Rosa Winenggar dan Yohanes Budyambara tersebut. Pada akun media sosialnya, Wregas juga mengungkap euforia kemenangannya.
Pria asal Yogyakarta yang menempuh studi di Jurusan Film Directing Institut Kesenian Jakarta (IKJ) itu mengunggah foto para anggota tim saat sedang berada di Cannes. Ia juga menerakan informasi bahwa film Prenjak (In The Year of Monkey) mendapat penghargaan film pendek terbaik dengan predikat Leica Cine Discovery Prize pilihan juri utama.
"Teruntuk semua saudara, sahabat, dan keluarga kami di Indonesia: kami menang! Terima kasih semua. Penghargaan ini untuk kalian semua," tulis Wregas.