REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Metro Jaya memburu provokator yang menyebabkan demo warga Luar Batang Jakarta Utara di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berakhir rusuh
"Saat ini kepolisian masih menyelidiki siapa yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Awi Setiyono di Jakarta Jumat.
Awi menyebutkan polisi menyita barang bukti berupa empat anak busur panah, satu tiang bendera pelat besi, dan satu butir peluru gas air mata. Akibat bentrokan pendemo dengan petugas kepolisian itu, empat pengunjuk rasa terluka, yakni Muhammad Rojak, Sri Asyiah, Sulaimansah, dan Bobon Kasnadi.
Ia menjelaskan kronologis kerusuhan berawal saat elemen Aliansi Masyarakat Jakarta Utara (AMJU) berjumlah 500 orang pimpinan Jamran demontrasi di depan Gedung KPK pada Jumat sekitar pukul 14.50 WIB.
Pendemo menuntut KPK usut tuntas dugaan korupsi pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras yang melibatkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahya Purnama, serta "Tolak Reklamasi dan Tolak Penggusuran" dan "Tolak PKI".
Massa yang tergabung AMJU, yakni KAHMI Jakut, DPD KNPI, GASPERINDO, KOMJU, HUMANIKA, FPI, BRN Jakarta, Nelayan Kalibaru, Korban Gusuran Pasar Ikan, Permata, DMI Jakut, Korban Priok 84, Muhammadiyah, FMLDPI, AMPB, AL IKHWAN, PERSIS, HIMMATA, dan FBR pimpinan Hade (Korwil FBR Jakarta Utara).
"Massa yang baru sampai di KPK bergabung dengan massa lainnya," ujarnya.
Pada pukul 15.10 WIB terjadi bentrokan antara pengunjuk rasa dengan petugas kepolisian hingga massa melemparkan batu dan telor namun petugas berupaya mendorong pengunjuk rasa.
Sekitar 15.30 WIB, petugas dapat mendorong dan menahan massa di bagian utara Gedung KPK. Akibat aksi massa itu, beberapa kaca pos pengamanan KPK dan halte busway pecah, selanjutnya petugas membubarkan pengunjuk rasa di KPK pada pukul 16.30 WIB.