Sabtu 21 May 2016 22:49 WIB

DIY Kembangkan 12 Kawasan Wisata

Rep: Yulianingsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Tugu Yogyakarta
Foto: Antara/Noveradika
Tugu Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Daerah (Pemda) DIY menguatkan diri sebagai Kota Pariwisata. Saat ini Pemda bersama Pemerintah Kabupaten/Kota tengah mengembangkan dan menata 12 kawasan wisata yang tersebar di wilayah DIY.

Tim perencana dari Bappeda DIY Taufik AR mengatakan, pengembangan wisata yang dilakukan Pemda DIY ini berbasis kawasan. Pengembangan dan penataan sendiri dilakukan secara bertahap sejak 2012 hingga 2022 mendatang.

"Pengembangan dan penataan kita lakukan secara bertahap. Tahap pertama dilakukan pada 2012-2015. Saat ini masuk tahap kedua pembangunan sarana dan infrastruktur dari 2016-2018," katanya di sela-sela focus group disccusion masa depan pariwisata Yogyakarta di Gedung DPD DIY, Sabtu (21/5).

Hadir dalam acara tersebut pelaku wisata di Yogyakarta, Dinas Parwisata Kota Yogya dan anggota DPD RI dari DIY Afnan Hadikusumo.

Menurut Taufik, 12 wilayah wisata yang dikembangkan berbasis kawasan di DIY adalah daerah sekitar Gunung Merapi hingga Cand Prambanan Sleman, Wilayah Yogya meliputi  Monumen Jogja Kembali, Tugu, Malioboro, Kraton Yogya, Ngasem, Kotagede, Pakualaman.

Wilayah Pathuk Gunungkdul untuk pengembangan wilayah Gunungkidul Utara, wlayah pesisir Pantai Gunungkdul dari Timur Pantai Wediombo hingga Barat. Wilayah Panggang, Gunungkidul Barat sebagai kawasan Geopark. Selain itu wilayah pantai Selatan Bantul, Wilayah Imogiri Raya sebagai sentra budaya Bantul.

Wilayah lain adalah wilayah pessir Pantai Kuloprogo, dan wilayah Utara Kulonprogo daerah Kokap dan Sermo Raya serta wisata Kali Biru sebagai wisata alam dan perkebunan. "Tahap ini masuk pembangunan infrastruktur termasuk Malioboro sudah dimulai dan wilayah lain menyusul," ujarnya.

Semua pengembangan dan pembangunan wisata di 12 wilayah itu oleh kabupaten/kota harus merujuk ke hal tersebut.

Salah satunya rencana pembangunan parkir wisata Kotagede di pinggir Kali Gadjah Wong. Rencana ini dilakukan Pemkot Yogyakarta dan sudaah sampai penyusunan Detail Engeenerng design (DED).

Program lain yang dikembangkan DIY dalam pengembangan wisata adalah paket wisata minat khusus. Melalui paket-paket yang tengah disusun bersama beberapa pihak wisatawan diharapkan tinggal lebh lama di DIY.

Sementara itu anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) DIY, Afnan Hadikusumo, dalam kesempatan itu mengatakan, pariwisata menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD) tertinggi DIY setelah pajak. Karenanya kata dia, pariwisata di DIY harus ditata sebaik mungkin agar wisatawan tetap datang ke DIY. "Pariwisata itu perlu ditata agar menarik minat wisatawan. Dari sisi destinasinya, pelayanan dan juga petugasnya," ujarnya.

Dari sisi pelayanan wisata DIY masih banyak dikeluhkan karena tidak adanya standar harga kuliner. Akibatnya banyak wisatawan terjebak harga kuliner yang tinggi karena tidak ada papan harga. "Ini membuat orang kapok," ujarnya.

Masalah lain adalah masalah transporasi dan infrastruktur jalan yang sering dikeluhkan adalah kemacetan saat libur panjang. "Yang tak kalah penting adalah penataan aparatur atau petugasnya. Harus tegas dalam menerapkan aturan terkait wisata. Aturan sudah banyak tapi petugasnya tegas tidak? Ini penting" katanya.

Hal lain yang perlu dtumbuhkan menurutnya adalah kesadaran bersama masyarakat bahwa pariwsata adalah sumber kehidupan bersama. Dengan begitu pariwisatta bisa dibangun, dikembangkan dan dijaga bersama-sama.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement