REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pesawat Egypt Air yang jatuh di kawasan Mediterania pada Kamis (19/5) mengirimkan sejumlah peringatan yang mengindikasikan kalau asap sudah dideteksi sejak di dalam pesawat. Kepulan asap diduga muncul sesaat sebelum pesawat menghilang dari layar radar, tutur penyelidik Prancis, Sabtu (22/5).
Juru bicara untuk agensi investasi kecelakaan udara Prancis BEA mengatakan sinyal tidak mengindikasikan apa penyebab asap atau api dalam pesawat. Egypt Air diduga jatuh ke laut dan membawa serta 66 penumpang serta kru yang menuju ke Paris dari Kairo.
Temuan ini memberikan petunjuk pertama tentang apa yang terjadi pada pesawat. Sumber, dikutip dari Reuters, mengatakan api bisa mengakibatkan beragam sinyal peringatan. Sementara jika terjadi ledakan mendadak, tidak akan muncul peringatan apapun. Pejabat resmi terakit namun mengatakan belum ada skenario, termasuk ledakan, yang sudah dipastikan sebagai penyebab jatuhnya Egypt Air.
Mesir mengatakan sudah menemukan potongan jasad, puing, dan benda pribadi penumpang mengambang di Mediterania sekira 290 km utara Alexandria.
Prioritas utama masih ditujukan untuk mencari dua kotak hitam atau rekaman penerbangan, yang berisi rekaman suara di kokpit dan data dari pesawat Airbus A320 itu. Menteri Penerbangan Sipil Mesir Sherif Fathi mengatakan tantangan pencarian kotak hitam adalah dalamnya laut Mediterania. "Yang saya paham kurang lebih 3.000 meter," katanya.
Kedalaman itu membuat kotak hitam berada garis batas pencarian menggunakan peralatan akustik yang biasanya digunakan untuk pencarian tahap awal. Fathi menambahkan, sejauh ini belum ada peralatan penting yang sudah didapatkan.