REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Sejumlah perempuan di Iran memilih memotong rambut dan berpakaian seperti lelaki untuk menghindari polisi moral. Mereka berbagi foto di depan umum dengan rambut tak tertutup lewat akun media sosial.
Dilansir dari The Independent, Ahad (22/5), jilbab telah menjadi isu yang semakin kontroversial di Iran. Para perempuan itu menganggap jilbab tidak sejalan dengan tuntutan kesetaraan gender. Aktivis bahkan mendesak wisatawan Barat untuk menolak mengenakan jilbab selama kunjungan ke sana.
Sebaliknya, polisi moral di negara itu ketat menegakkan hukuman untuk perempuan Iran yang tidak mengenakan jilbab. Seorang politisi didiskualifikasi dari parlemen Iran karena muncul di muka umum tanpa jilbab.
Pekan ini, delapan model dilaporkan ditahan lantaran unggahan vulgar di media sosial. Salah satu dari mereka membuat permintaan maaf di televisi pemerintah. Khawatir mendapat dampak yang sama, banyak wanita kini mengubah profil mereka ke setelan pribadi (privat).
Dalam sebuah foto di Instagram, seorang perempuan berswafoto seraya mengemudikan mobilnya dengan rambut pendek tanpa jilbab. Pada kesempatan lain, seorang gadis muncul dengan rambut pendek dan mengenakan kemeja atau jelana jins.
"Saya seorang gadis Iran. Untuk menghindari polisi moral, saya memutuskan untuk memotong rambut saya pendek dan memakai pakaian laki-laki sehingga ia saya bisa leluasa berjalan-jalan di jalan-jalan Iran," tulis gadis itu.