REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sejak Sir Edmund Hillary mencapai puncaknya pada tahun 1953, ribuan petualangan dilakukan untuk menaklukkan puncak mematikan Mount Everest. Everest berutang popularitasnya pada julukan mengesankan 'gunung tertinggi di dunia'.
Yup, tapi kenyataannya titel itu tidak terlalu tepat. Dilansir dari Science Alert, Ahad (22/5), gunung tertinggi di dunia sebenarnya Chimborazo, sebuah stratovolcano di Ekuador yang merupakan bagian dari pegunungan Andes. Gunung ini mempunyai titik terjauh dari pusat bumi, dan oleh karena itu, yang tertinggi dalam hal jarak.
Menurut Eli Rosenberg dalam The New York Times, ketinggian puncak gunung Chimborazo mencapai 20.500 kaki (6.248 meter) di atas permukaan laut. Everest mempunyai ketinggian lebih rendah, sekitar 8.529 kaki (2600 meter). Tapi, semua itu ketika diukur dari pusat bumi.
Bentuk bumi tidak lah bulat sempurna. Ada tonjolan di bagian khatulistiwa dan bidang mampat di bagian kutub. Alhasil, pegunungan yang dekat dengan khatulistiwa secara teknis lebih tinggi dibandingkan daerah lain. Chimborazo berada hampir tepat di garis khatulistiwa itu, sementara Everest terletak 28 derajat di sebelah utara.
Menurut satu laporan, jarak Everest kurang lebih 3.965 mil (6382 kilometer) dari pusat bumi. Selisih kira-kira 2 mil (3,2 kilometer), jarak puncak Chimborazo ke pusat bumi mencapai 3967 mil (6384 kilometer). Tapi, Everest tetap puncak tertinggi bila diukur dari atas permukaan air laut. Chimborazo bahkan tak masuk hitungan di antara deretan puncak-puncak Andes.
Seorang pendaki akan menaklukkan gunung-gunung yang mempunyai tantangan paling sulit. Untuk Everest, dibutuhkan 10 hari mencapai base camp, enam pekan aklimatisasi, dan sembilan hari pendakian. Tapi di Chimborazo, seorang pendaki hanya butuh dua hari pendakian setelah dua pekan aklimatisasi. Tak heran, bila popularitas Mount Everest tetap tak tergoyahkan.
(Baca: Dua Pendaki Tewas Usai Turun dari Everest)