Senin 23 May 2016 01:42 WIB

Presiden Sisi Minta Masyarakat tak Berspekulasi Soal Egypt Air

Rep: Adysha C Ramadani/ Red: Hazliansyah
 Pencarian pesawat penerbangan EgyptAir di laut Mediterania.
Foto: AP /Egyptian Defense Ministry
Pencarian pesawat penerbangan EgyptAir di laut Mediterania.

REPUBLIKA.CO.ID, -- Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi meminta kepada semua kalangan untuk tidak berspekulasi terkait penyebab di balik kecelakaan EgyptAir yang menewaskan 66 penumpang dan awak pesawat. Sisi mengungkapkan bahwa saat ini semua skenario di balik kecelakaan tersebut masih dipertimbangkan.

Pada Ahad (22/5), Sisi mengungkapkan bahwa penyelidikan terkait penyebab jatuhnya Egypt Air mungkin akan memakan waktu yang cukup lama. Akan tetapi, Sisi berjanji akan merilis seluruh detail terkait penyebab jatuhnya pesawat setelah investigasi selesai dilakukan.

"Tidak ada yang dapat menyembunyikan fakta-fakta," ungkap Sisi di Kairo seperti dilansir AlJazira.

Oleh karena itu, Sisi menilai sangat penting bagi semua pihak untuk tidak berspekulasi bahwa ada skenario tertentu yang sudah pasti melatarbelakangi kecelakaan yang memilukan tersebut. Sebab, hingga kini semua skenario penyebab kecelakaan masih memungkinkan.

"Sangat penting bagi kita untuk tidak berbicara dan mengatakan bahwa ada skenario tertentu," pesan Sisi kepada para menteri dan perdana menteri.

Sebelumnya, petinggi Egypt Air sempat menyatakan kecelakaan pesawat tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh aksi terorisme. Akan tetapi, pada Sabtu lalu badan keselamatan penerbangan Prancis mengonfirmasi adanya pesan otomatis dari pesawat EgyptAir yang mengindikasikan adanya asap pada kabin sebelum kecelakaan pesawat terjadi.

Adanya laporan tersebut membuat pemerintah Mesir lebih memberikan penekanan terhadap sinyal alarm asap yang dikirimkan oleh pesawat. Laporan mengenai sinyal tersebut juga membuat banyak orang mulai berpikir bahwa kecelakaan pesawat EgyptAir mungkin disebabkan oleh kerusakan mesin yang cukup parah.

Pesawat Egypt Air dengan nomor penerbangan MS804 terbang pada Rabu lalu dari Paris menuju Kairo. Pesawat mulai kehilangan kontak setelah meninggalkan wilayah udara Yunani pada ketinggian 37.000 kaki.

Pada Jumat lalu, serpihan bangkai pesawat dan tubuh korban serta barang-barang penumpang berhasil ditemukan di laut, sekitar 290 kilometer dari bagian utara Alexandria, Mesir.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement